Kota Kupang, VoxNtt.com– Dalam beberapa minggu ini penjual dan warga sekitar pasar Oeba, Kota Kupang, khususnya penjual yang menghuni rumah susun (rusun) mengeluhkan sampah di sekitar pasar yang semakin menggunung dengan bau yang tak sedap.
Selain mengeluhkan tumpukan sampah yang berada tepat di depan Rusun, penjual yang tinggal di situ juga mengeluhkan uang retribusi sampah yang mereka bayar Rp. 2.000 perhari, namun tidak ada tindakan dari pengurus pasar.
“Kami berani buang di sini, karena kami tahu kami sudah bayar. Tapi saat kami buang di sini ditegur sama pengurus Perusahan Daerah (PD) pasar, kami sendiri bingung mau buang sampah kemana, kan kami sudah bayar” ujar Ael Labasir, seorang penjual pasar.
Selain itu juga dikeluhkan jika tidak ada tindakan dari pengurus PD pasar, sebaiknya uang retribusi sampah tidak usah dibayar, sehingga penjual yang tinggal di rusun maupun sekitar pasar dapat mengurus sampah tersebut.
Beberapa penjual juga mengakui jika mereka sempat bentrok dan disalahkan oleh pengurus PD pasar dikarenakan masalah sampah tersebut.
Para penjual di pasar tersebut merasa tidak adil dikarenakan uang retribusi sampah yang mereka bayar cukup untuk menggaji pekerja dalam mengurus sampah. Namun hasil yang terlihat, sampah semakin menggunung dan mengeluarkan bau tidak sedap.
“Ketong lihat sa, ini kalau hujan datang nanti dalam pasar balumpur. Mereka penjual enak, tapi ketong yang tinggal disini, yang terima bau. Kita mau omong, tapi semua serba salah” tambah seorang warga sekitar pasar .
Permasalahan ini sudah berulang kali dilaporkan ke kelurahan dan dinas kebersihan, namun diakui jika belum ada tindakan yang jelas. (Nicke/VoN)
Foto Feature: Tumpukan sampah di pasar Oeba, Kota Kupang (Foto: Nicke)