Borong, Vox NTT- Oknum Apratur Sipil Negara (ASN) di Dinas Perhubungan Manggarai Timur (Matim) diduga telah melakukan pungutan liar (pungli) kepada sejumlah pedagang yang berjualan di pelataran Terminal Borong.
Pasalnya, pedagang yang berjualan ditagih retribusi dengan alasan menyewa pelataran terminal itu.
Namun, metode penagihan retribusi tersebut dianggap jangggal oleh para pedagang.
Itu karena oknum ASN itu menggunakan kwitansi tidak resmi dari Pemda Matim.
Pedagang pasar Borong yang meminta namanya tidak dimediakan kepada VoxNtt.com, Jumat (02/01/2018), di Pasar Borong mengungkapkan, mereka ditagih retribusi Rp 100 ribu per lapaknya.
Namun, mereka merasa heran kwitansi petugas Dinas Perhubungan yang menagih penyewaan pelataran itu menggunakan kwitansi biasa tanpa ada logo Pemda Matim.
“Kami heran sekali. Ko retribusi dari pemerintah tidak ada logo Pemdanya. Ini kaya kwitansi di kios saja. Atau mungkin ini kwitansi dari sengaja dari pemerintahnya,” ungkap pedagang itu sambil menyodorkan kwitansi tagihan tersebut.
Dia menambahkan, pihaknya terpaksa membayar tagihan itu meski sudah membayar SKRD atas lapak yang mereka gunakan.
“Sewa lapak ini sudah ditagi oleh dinas Koperindag beberapa waktu lalu sebelum kami dorelokasi,” tambahnya.
Dia membeberkan pungutan tersebut berlaku bagi sekitar 50-an unit lapak milik pedagang di area Terminal Borong.
“Ukuran lapak di pasar Borong 2×1 meter. Oknum pegawai dinas Perhubungan yang bertugas di sini tagih di kami 100 ribu per lapak,” beber dia.
Dia menuturkan, praktik ini membuat pedagang resah dan bingung.
“Kami ceritakan ini karena kami bingung pak. Kami hanya ingin mengetahui kebenaran pungutan ini. Apakah atas perintah pemerintah atau inisiatif dari orang-orang tertentu. Kami ingin semua ini ada kejelasan. Sehingga kami tidak terus bingung sendiri di sini. Kami ingin ada jawaban dari Pemda Matim,” tambahnya.
Di kwitansi pungutan yang diterima VoxNtt.com, oknum pegawai yang diduga melakukan pungutan itu berinisial YS.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan pihak Dinas Perhubungan Matim belum berhasil dikonfirmasi.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba