Kupang, Vox NTT- Hampir 80 % tingkat kelulusan yang masuk 10 besar kategori SMA di NTT berasal dari sekolah berasrama. Hal ini disampaikan sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Aloysius Min.
Hal itu dikatakan Alo saat ditemui VoxNtt.com di ruangan kerjanya, Jumat (04/05/2018).
“Itulah peringkat 10 besar SMA yang kita lihat dari UNKP dan UNBK. Dari 10 besar untuk UNBK, kita lihat lebih banyak dari sekolah-sekolah swasta, seminari, yang berasrama dengan rata-rata nilai 74 sampai 54 terbawah,” ujar Alo.
Menurut Alo, Keberhasilan para siswa tersebut tidak hanya ditentukan di sekolahnya, tetapi juga jam belajar di Asrama juga sangat menentukan.
“Kita melihat banyak yang masuk 10 besar itu berasal dari sekolah-sekolah berasrama. Oleh karena itu, bagi saya, jam belajar anak ini memang mesti diatur. Kalaupun tidak diasramakan minimal pemusatan jam belajar anak di titik tertentu. Di sini, peran orang tua juga penting untuk mengatur jam belajar anak,” tambahnya.
Masih Alo, untuk pemusatan belajar, kata dia perlu difasilitasi oleh sekolah dan pemerintah supaya anak-anak itu mempunyai kesempatan belajar yang teratur.
“Toh, dengan kata lain mesti kita menghidupkan kembali revitalisasi gong belajar untuk meningkatkan UN,” katanya
UN itu sendiri kata Alo, walaupun bukan penentu kelulusan tetapi tetap dianggap sebagai pemetaan mutu.
“Oleh karena itu data UN ini kami akan melakukan intervensi. Salah satu nantinya adalah evaluasi kinerja sekolah. Untuk jangka pendeknya, kita akan tingkatkan lagi tentang pelatihan guru, kemudian berbagai workshop juga kita akan lakukan, salah satunya tadi pemusatan jam belajar dan dukungan orang tua,” imbuhnya.
Untuk jangka menengah dan jangka panjang lanjut Alo, pihak Dinas Pendidikan NTT akan mengatur tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk jumlah peserta didik per rombongan belajar (Rombel).
“Tidak boleh lebih dari 36 orang, kemudian sesuai Rombel. Kalau kita lihat data sekolah 10 besar ini juga yang siswanya diatur betul, tidak ada membludak di sana,” ungkapnya.
“Jadi, saya kira ini kita evaluasi bersama, kita memberi kontribusi pemikiran untuk peningkatan mutu pendidikan hasil UN ke depan. Dari hasil UN ini kita tentu kita jadikan evaluasi untuk kita bersinergi semua pihak terlibat didalam tanggung jawabnya sesuai tugas masing-masing,” cetus Alo.
Nilai Turun
Lanjut Alo, hasil ujian Nasional tahun 2018 khusus untuk SMK rata-rata nilainya 42,27. Tahun 2017 42,25. Sedangkan SMA tahun 2017 45, 51 tahun 2018 42,34, ada turun 3 poin.
“Kalau SMA tadi ia naik di komanya, atau dianggap saja masih sama. Memang tidak pas juga untuk kita bandingkan hasil nilai 2017 dan 2018. Mengapa, karena dari segi tingkat kesukaran soalnya bertambah 10 persen lagi. Atau yang sering disebut hots atau soal-soal irisan. Soal analisis itu naik sebanyak 10 persen. Sehingga dibandingkan dengan rata-rata 2017 dan 2018 sepertinya juga tidak pas. Tetapi seringkali publik dan kita ingin tahun 2017 berapa? Dan 2018 berapa? Dengan alasan apa?. Alasannya itu tadi, memang tidak pas untuk dibandingkan,” jelasnya.
Lebih lanjut Alo mengatakan, faktor yang mempengaruhi UN di tahun 2018 yakni jumlah sekolah yang mengikuti UNBK sangat tinggi sekitar 43,34 persen dari tahun lalu 105, tahun ini menjadi 328 sekolah yang mengikuti UNBK.
“Itu artinya, menurut saya anak-anak kita bisa menyelesaikan soal Ujian Nasional (UN). Kalau kita bandingkan juga dengan provinsi lain juga sama. Mengalami penurunan, karena ada peningkatan tingkat kesukaran 10 persen dari tahun lalu. Kalau SMP nanti baru naik 10 persen. Kali ini SMA/SMK yang naik lagi 10 persen, menjadi 201 persen,” pungkasnya.
“Tapi, ini tentu tidak dianggap sebagai alasan utama tetapi bagi kita ini tantangan yang kemudian untuk menata mutu pendidikan kita dari tahun ke tahun,” tambahnya.
Secara nasional kata dia, hingga saat ini sejak 2 tahun lalu Nasional tidak membuat peringkat kelulusan.
“Dua tahun terakhir, Nasional tidak lagi membuat peringkat. Oleh karena itu, nantinya mereka akan melihat, misalnya dari segi hasil nilai baru mereka kelompokkan, kategorikan lalu mereka membuat zona. Kecuali itu di tingkat provinsi, kita membuat 5 besar tingkat kabupaten dari segi hasil nilai,” tuturnya
Peringkat 5 besar Kabupaten UNKP NTT Tahun 2018 dari segi rata-rata yakni , TTS, Manggarai Barat, Rote Ndao, Manggarai Timur, dan Ngada. Kemudian UNBK ada Belu, Ngada, Flotim, Sikka, dan Lembata.
Sedangkan SMK, untuk UNBK yang mendapat 5 besar yakni, Kota Kupang, Belu, Manggarai Barat, Manggarai Timur, dan Sikka. Kemudian UNKP ada Manggarai Barat, Manggarai Timur, Alor, Sumba Barat Daya, dan TTS.
Di bawah ini adalah daftar sekolah yang masuk dalam 10 besar UNKP 2018 yakni: SMAN 2 Kuwus, SMAN 1Elar, SMAN 1 Mbeliling, SMA Seminari Lalian, SMAN 3 Pocoranaka, SMAN 1 Molo Selatan, SMAN 2 Macang Pacar, SMAN 7 Kota Komba, SMAK St. Maria Trinitas, SMAN 1 Macang Pacar. 10 besar untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di tingkat sekolah yakni, SMAN 1 Molo Selatan, SMA Kristen Kapan, SMAN 2 Kuwus, SMAN Uspimnasi, SMAN 3 Pocoranaka, SMAN 1 Lamba Leda, SMA Seminari Lalian, SMAN Oeleu, SMAN 8 Borong, SMAN 4 Lamba Leda. 10 besar untuk Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat sekolah yakni, SMA Kristen Kapan, SMAN Uspimnasi, SMAK Sanctisima Trinitas, SMAN 1 Macang Pacar, SMAN 3 Poco Ranaka, SMAN 1 Mbeliling, SMA Seminari Lalian, SMAN 2 Kuwus, SMAN 3 Lamba Leda, SMAN Bokong.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni J