*Puisi-puisi Ningsih Ye

Mata(Mu)

Izinkan matamu menjadi judul puisiku

kutempatkan jadi rumah bagi setiap sajakku

dibiarkan berteduh dibawahnya

dan akan ada kisah yang dibungkus rapi didalamnya kemudian lahir menjadi puisi paling indah

(Ningsih Ye, akhir Desember 2019)

Tentang Bulan

Sedang jauh menggelantung

dan sebentar lagi sempurna

memenuhi lingkaran purnamanya

 

Aku yang menanti

Buru-buru merangkai kata

untuk dirangkai jadi seribu tanya

Tentang engkau yang adalah bulan

indah,

untuk diramu menjadi kata

bahagia,

untuk didekap

(Ningsih Ye, pengunjung 2019)

Sajak Sepatu

Sepasang sepatu yang usai dipakai berlama-lama dibiarkan dipojok ruangan,

kulupa aromanya, iya aromanya, aroma kita,

yang setia berlama-lama sampai tak tahu cara melupa.

(Ningsih Ye, Desember 2019)

 

*Ningsih Ye adalah nama pena dari penyair yang merupakan seorang mahasiswi awam STFK Ledalero-Maumere yang menjadi anggota teater Pilar STFK Ledalero. Penyair menyukai puisi, pantai dan petualangan.