LEMARI PAKAIAN

 

Di dalam lemari pakaianku

Tuhan menyembunyikan diriNya 

Rapat-rapat

 

Ia tak pernah 

Menutup hidungnya

Meski kaos kaki

Baju distro

Dan celana gereja 

Yang tak pernah dicuci berminggu-minggu

Menyelinap ke dalam kepalaNya,

 

Beri bau tak sedap bagi tubuhNya

 

                    (Nita, 2020)

SENYUM(MU)

 

Malaikat surga turun 

Dari surga 

Menuju rumahku,

Mencabut jarak yang tergantung

Di depan pintu.

 

Sebab kerajaan Allah 

Sudah dekat.

Sebab kerajaan Allah 

Akan dekat.

 

               (Nita, 2020)

AMIN

 

Sudahkah kau berkata amin?

 

Ketika spanduk-spanduk demo

Bertebaran di jalanan,

Mati tertembak tanpa sengaja.

 

Sudahkah kau berkata amin ?

 

Ketika rumah-rumah 

Meringis kesakitan,

Hangus dilalap api neraka.

 

Sudahkah kau berkata amin?

 

Ketika langit yang biru

Seketika berwarna kuning,

Isyarat Tuhan pipis di celana.

 

Sudahkah kau berkata amin?

 

Sebab jika sudah kau katakan,

Aku ingin segera mengajakmu bermain.

Meski orangtuamu tak memberimu izin.

 

                             (Nita, 2020)

NYAMUK

 

Beberapa minggu terakhir 

Setelah Tuhan menyatakan surga 

Adalah tempat menaruh handphone yang menyala

 

Nyamuk dengan wajah yang nafsu darah itu

Selalu terdampar pada bibir kopi

Tepi pelangi,

Dan gumpalan awan putih.

 

Sesekali ia suka mengusik Tuhan 

Ketika Tuhan sedang mencari ngantuk 

Di setiap kata tidur.

 

Ia akan mengambil 

puisi yang dibuat Tuhan sepanjang sibuk

Lalu mencabulinya dan membiarkannya remuk

 

Setelah itu, karena terlampau takut

(barangkali Tuhan tak akan membangkitkannya pada hari ketiga)

Ia akan pergi, meninggalkan Tuhan

Dengan ngigaunya tentang pagi.

 

(Nita, 2020)

SURAT CINTA UNTUK GRECIA

 

Pada buku harianmu,

Telah kuselipkan malam yang sepia

Hari yang membuka dada

Dan waktu yang tersemat dalam saku celana.

 

Barangkali, ketika kau hendak membaca 

Atau sekedar membukanya

Sebelum mengakrabi tempat tidurmu

 

Surga bukan lagi sebuah ruang

Bagi percakapan kita yang lengang.

Ia telah menjelma lagu dansa kesukaanmu

Setiap kali kau lelah 

memeluk tanpa menyentuh.

 

(Nita, 2020)

 

Rey Baliate, adalah alumni seminari st. Rafael. Beberapa puisinya pernah tergabung dalam antologi bersama menenun rinai hujan (Sebuku.net, 2019) bersama Sapardi Djoko Damono dan penulis terpilih Indonesia dan potret kehidupan (Antlitera,2020). Ia sedang melanjutkan studinya di STFK Ledalero- Maumere. Ia bergiat di komunitas Djarum Scalabrini.