Oleh: Philipus Mario Lukito Nasur

Siswa Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo

Manusia merupakan makhluk dengan pola pikir jernih dan luar biasa yang mampu menciptakan materi, teori, seni, dan praktik yang sebagian besar manusia tidak mampu dan mampu melakukannya.

Dilihat dari sejarah Charles Darwin menyatakan bahwa segala proses kehidupan manusia merupakan revolusi, baik itu dari segi postur tubuh, fungsi tubuh, dan bahkan pikiran.

Karena revolusi itu, manusia diyakini memiliki pemikiran yang amat luas dan besar, sehingga mampu menemukan sesuatu yang luar biasa yaitu sesuatu yang historys dan metha-historys.

Pikiran manusia tidak bisa dibatasi dengan angka tidak juga dengan kekuasaan. Pikiran selalu berada dalam kondisi yang bebas, yang tidak terikat pada kebijakan.

Saat ini sedang ramai dibicarakan tentang Pemerintah Dunia yang meluncurkan program teknologi baru yaitu Artificial Intellgence (AI).

Kembali kepada Sejarah yang nyata perkembangan kecerdasan buatan ini atau AI sudah berkembang pada 1950-an para ilmuwan bahkan filsuf berusaha sebagai langkah pertama mencari dan menemukan inovatif baru bagi perkembangan hidup manusia di masa depan dengan menggunakan kecerdasan buatan.

Ada begitu banyak ketimpangan yang didapat oleh para ilmuan pada saat itu, sehingga pada proses penelitian ini para ilmuwan mengalami masa kelam yang disebut “masa dingin AI “di mana terdapat banyak orang yang tidak memiliki minat dalam penggunaan komputer.

Permasalahan ini kemudian memiliki titik hasil, dimana pada tahun 2000-an para ilmuwan berhasil mengembangkan komputer dan perkembangan algoritma sehingga menjadi era baru bagi perkebangan AI sampai dengan saat ini.

AI dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kemampuan dan kegunaannya antara lain: 1). AI lemah (Weak AI) memiliki kemampuan yang sangat terbatas kemampuannya hanya mencakup asiten virtual dan google assistant. 2). AI kuat (Strong AI) memiliki kemampuan kecerdasan yang sama dengan manusia. 3). AI sempit (Narrow AI) memiliki kemampuan yang dirancang untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas spesifik. 4). AI luas (Broad AI) kemampuan yang dirancang untuk melakukan kegiatan manusia.

Program ini tentu menjadi bahan dasar peralihan peradaban digital, membantu manusia dalam segala bidang kehidupan kecuali budaya.

Penggunaan teknologi AI sudah berkembang dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan industri. Semuanya memberikan dampak dan hasil yang sangat memuaskan, naik melampaui kemampuan manusia, mungkin sengaja dilatih untuk menelan manusia.

AI merupakan teknologi komputer yang telah dikembangkan untuk membantu manusia dalam segala bidang pekerjaan.

AI juga dikenal sebagai cabang ilmu komputer yang dikembangkan, dengan memiliki kecerdasan buatan, sehingga memiliki pola pikir yang sama bahkan lebih cerdas dari pada manusia.

Hadirnya teknologi ini seperti menjadi tembok pembatas terhadap kebebasan pola pikir dari manusia. Manusia seperti hidup di antara dua dimensi, terkubur dengan jawaban yang instan tanpa berjuang untuk belajar dan mencari tahu.

Para guru dan para pelajar telah menerapkan fungsi teknologi ini ke dalam kehidupan mereka, dan mencoba untuk terus selalu bergantung kepada teknologi.

Para pelajar seakan-akan ditarik ke dalam dimensi instan tanpa menggunakan intuisi mereka untuk berpikir, memilih, dan mencari.

Mereka telah menjadi hamba dari teknologi itu, mati dalam pikiran, tidak mampu untuk berjuang karena semuanya sudah ada dan telah tersedia.

Daya juang dari para pelajar sirna, ditelan digital, digigit oleh taring kebijakan yang perlahan menggrogoti tubuh mereka dan menyadari mereka bahwa dunia sudah berubah dan era kejayaan manusia sudah tiada.

Kenyamanan visual yang diberikan oleh AI membawa pengaruh yang berlebihan bagi manusia sehingga selalu memliki keinginan untuk terus menggunakannya.

Perlahan membawa manusia ke dunia maya yang nyata, mengambil segala perasaan, keyakinan, kesakitan dan bahkan perhatian manusia, sehingga manusia menjadi lebih bebas dan melayang dari angan-angan visual.

Sebagian besar mengakui bahwa AI adalah teman, sahabat, dan pasangan, yang mampu memberikan perhatian lebih serta kenyaman yang berarti yang tidak mereka temui di dunia nyata. Hal ini menyadarkan kita akan hilangnya harkat dan martabat manusia.

Oleh karena itu, perlu disadari bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna, memiliki kemampuan istimewa untuk melahirkan teknologi.

Tidak ada sejarah yang mengatakan bahwa teknologi jauh lebih istimewa dari manusia karena manusia diciptakan untuk menemukan dan teknologi sebagai alatnya.