Mbay, Vox NTT- Ketua Yayasan SMK Santa Matilda Nagekeo, dr. Fransiskus Xaverius Lameng tampaknya sudah membulatkan pilihan untuk menutupkan sekolah itu.
Hal itu ditandai dengan telah dikirimkannya surat pemberitahuan pentupan aktivitas belajar mengajar SMK Santa Matilda ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT oleh Fransiskus.
Fransiskus kepada VoxNtt.com melalui pesan singkatnya, Senin (10/4/2017), mengatakan aksi anarkis yang merusakan mobilnya, bangunan, serta bengkel sekolah oleh para siswa menjadi pemicu ia memutuskan untuk menutup sekolah tersebut.
Ia mengeluarkan surat pembubaran SMK Santa Mathilda Nagekeo dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Nagekeo dan UPT 8 di Ende.
“Silahkan orangtua siswa bertanya kepada putra dan putrinya, siapa yang suruh mereka berbuat begitu (anarkis),” tegas Fransiskus.
Ketika ditanya terkait nasib siswa sebanyak tiga ratusan itu, pihaknya mengatakan mereka dipindahkan ke sekolah lain atau ke SMK Santa Matilda Maumere dan di Ruteng. Sedangkan bagi siswa kelas 3 yang sudah mengikuti UN dititipkan ke SMKN 1 Aesesa.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, Kapolsek Aesesa, Kompol Jamaluddin mengatakan mobil milik Yayasan Abraham Maumere hancur setelah diserbu puluhan siswa SMK Santa Matilda Nagekeo pada Jumat, 6 April 2017 lalu sekitar pukul 11.00 Wita.
Baca: Polisi Tetapkan Dua Siswa SMK Matilda Nagekeo Sebagai Tersangka
Dalam kejadian itu, tak hanya mobil milik Yayasan Abraham Maumere yang menjadi korban. Namun kaca sekolah, bengkel sekolah, serta mobil milik polisi juga ikut rusak.
Menurut Jamaluddin, kejadian itu bermula ketika Yayasan Abraham Maumere sedang melaksanakan acara serah terima kepala sekolah di aula kantor SMK Santa Matilda. Maria Pano diangkat menjadi kepala sekolah baru menggantikan Yustinus Karson Jogo.
Saat acara berlangsung, tiba-tiba puluhan siswa mengamuk dan melempar kaca sekolah dan melakukan pengrusakan bengkel di SMK Santa Matilda.
Para pegawai di sekolah itu juga jadi korban amukan sejumlah siswa tersebut.
“Kasus ini kita terus kembangkan, karena tidak mungkin (pelaku) hanya dua orang,” kata Jamaluddin.
Ia mengatakan, polisi juga tengah memeriksa saksi-saksi lain. Pengembangan pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mencari aktor dalam kasus pengrusakan mobil Pajero Sport tersebut. (Arkadius Togo/VoN)