Ruteng, Vox NTT– Yohan Boa, anggota DPRD Manggarai menanggapi komentar rekannya, Marsel Nagus Ahang yang dimuat di media VoxNtt.com pada 6 Desember lalu.
“Coba kita flashback terkait sepak terjang Marcel (Marsel Ahang-red), bukan prestasi yang dibuat tapi sensasi bodoh,” ujar Yohan Boa ketika dihubungi VoxNtt.com, Jumat (08/12/2017).
Hal itu ditegaskan Yohan Boa menyusul adanya komentar Marsel Ahang terkait kisruh di ruang sidang paripurna beberapa waktu lalu.
Kisruh yang nyaris adu jotos tersebut melibatkan Marsel Ahang bersama dua rekannya, masing-masing, Yohan Boa sendiri dan Matias Masir.
Sebelumnya, Marsel Ahang menjelaskan alasan dirinya melakukan kekisruhan di ruang sidang paripurna DPRD Manggarai.
Menurut Marsel, tindakannya itu dipicu oleh karena pernyataan Matias Masir. Kader PAN itu, kata dia, mengaku sebagai preman makassar di ruang sidang paripurna.
“Saya menilai sikap Masir (Matias Masir) Boa (Yohan Boa) yang merupakan anggota dewan terhormat hanya mencari sebuah sensasi,” ujar politisi PKS itu kepada VoxNtt.com, Rabu lalu.
Pernyataan Marsel Ahang tersebut dibantah Yohan Boa. Yohan menegaskan, ucapan Marsel yang menyebut dirinya hanya mencari sensasi tidaklah benar.
“Itu salah besar, yang cari sensasi itu Ahang (Marsel Ahang),” ujar Yohan Boa.
Dia juga menyoroti tindakan Marsel Ahang yang melempar botol ke arah dirinya saat sidang paripurna.
Menurut Yohan Boa, tindakan itu merupakan ciri politisi yang memiliki banyak masalah pribadi dan belum dewasa.
“Saat itu saya merasa dilecehkan ketika Marcel (Marsel Ahang) melempar botol ke arah saya,” ujar dia.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, Marsel Ahang nyaris adu jotos dengan dua rekannya, masing-masing, Yohan Boa dan Matias Masir. Kericuhan terjadi saat paripurna berlangsung pada hari yang berbeda.
Pada 25 November lalu, Marsel terlibat ricuh dengan Yohan Boa, anggota DPRD Manggarai dari Partai Hanura.
Saat itu, Marsel Ahang mendadak marah lalu mengambil botol air di atas mejanya dan melempar ke arah Yohan Boa yang duduk di barisan paling belakang.
Yohan Boa yang tak terima dengan perlakuan Marsel Ahang langsung beranjak dari tempat duduknya dan menyerang Marsel.
Melihat itu, anggota dewan lain dengan sigap menghalau Yohan Boa, sehingga adu jotos dapat terhindarkan.
Akibat kericuhan itu, paripurna yang dihadiri jajaran eksekutif terpaksa berhenti sejenak dan dilanjutkan sesaat kemudian setelah situasi kembali kondusif.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, kericuhan itu bermula ketika Marsel Ahang meminta pimpinan sidang untuk menunda pembahasan agenda penyampaian nota keuangan tahun 2018.
Ahang beralasan, sampai sekarang pemerintah daerah belum memberi jawaban tuntas atas tidak diakomodirnya hasil reses dari anggota dewan itu.
Padahal, anggota dewan daerah pemilihan Ruteng-Lelak itu sudah berkali-kali menyuarakannya dalam sidang.
Namun, usulan Marsel Ahang tidak disetujui oleh sejumlah rekannya, termasuk Yohan Boa. Dari barisan belakang, Boa dengan suara keras meminta pimpinan melanjutkan sidang.
Selanjutnya, kericuhan antara Marsel Ahang dengan Matias Masir berlangsung saat sidang paripurna pada 29 November lalu.
Keributan itu bermula saat Marsel Ahang menuding Bupati Deno Kamelus ambil bagian dalam upaya melengserkannya dari kursi DPRD.
Tudingan tersebut disampaikan Marsel Ahang menyusul dirinya diancam akan dilakukan Penggantian Antar Waktu (PAW) oleh partainya.
“Dia (Deno Kamelus) minta Ketua PKS untuk PAW saya. Apa urusan dia dengan partai kami? Dia kan Ketua PAN,” ujarnya dengan nada keras.
Tuduhan Marsel Ahang itulah yang kemudian menyulut emosi Matias Masir. Masir yang merupakan kader PAN tidak terima ketika Bupati Deno Kamelus yang juga Ketua DPD PAN Manggarai dituduh mengintervensi urusan partai lain.
Masir pun beranjak dari tempat duduknya dan hendak melabrak Marsel Ahang. Beruntung, sejumlah anggota dewan lain sigap melerai keduanya sehingga adu jotos dapat terhindarkan.
Sementara itu, Matias Masir membeberkan alasan dia geram dengan Marsel Ahang saat sidang yang berlangsung pada Rabu, 29 November lalu.
Dia mengatakan, Marsel Ahang menyampaikan aspirasi tidak pada substansinya. Anggota DPRD dari Dapil Ruteng-Lelak itu malah menuduh Ketua DPD PAN Manggarai, Deno Kamelus seolah-olah mengintervensi Ketua PKS untuk melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) dirinya.
“Saya selaku Ketua Fraksi PAN tentu tidak terima tuduhan MA (Marsel Ahang-red), karena tidak punya dasar hukum,” tegas Masir, Kamis kemarin.
“Mengapa saya keluar dari tempat duduk, justru dia (Marsel Ahang) yang mendahului dan etika penyampaianya tidak sopan terhadap pimpinan sidang dan ke eksekutif,” tambah dia.
Masir menuding, Marsel Ahang tidak paham bahwa kahadiran Deno Kamelus di ruang sidang bukan sebagai Ketua PAN, melainkan sebagai Bupati Manggarai.
Karena itu, tudingan Marsel Ahang tersebut seharusnya disampaikan ke Sekretariat DPD PAN Manggarai, bukan di ruang sidang paripurna.
“Saya secara pribadi menyampaikan mohon maaf kepada semua peserta paripurna ke- 28 kemarin, baik kepada teman-teman legislatif, eksekutif dan masyarakat Manggarai, sesungguhnya peristiwa itu tidak perlu terjadi,” kata Masir.
Penulis: Adrianus Aba