Kupang, Vox NTT-Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), akhirnya buka suara menanggapi pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy saat menanggapi hasil survey Program for International Students Assesement (PISA).
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), Aloysius Min, menuturukan apa yang disampaikan menteri pendidikan itu mengandung dua makna penting.
Pertama, pernyataan ini tentu sangat mengecewakan.
“Pak menteri itukan yang bertanggungjawab, komndannya pendidikan. Seolah beliau itu menepuk air di dulang, terperciknya di mukanya sendiri,” ujar Alo saat diwawancarai VoxNtt.com di ruang kerjanya, Senin, (11/12/2017).
Alo menyampaikan, untuk mengukur kualitas pendidikan di NTT jangan hanya melihat outputnya.
“Kita memang dilanda berbagai keterbatasan, jangan hanya mengukur output, lalu membandingkan provinsi-provinsi lain. Kita lihat inputnya, kan berbeda dari segi APBD kita, akses kita, dari segi kondisi geografis, kondisi kepualauan kita, itukan berbagai kondisi yang berbeda dengan daerah lain,” ungkap Alo.
Input itu kata Alo, akan berpengaruh terhadap proses, dari proses tersebut menghasilkan output. Dia menerangkan, dari sisi input NTT meraih indeks intergritas tinggi atau berada pada zona putih di skala Nasional.
“NTT indeks integritasnya tinggi atau zona putih, sehingga hasil konsekuensinya pasti rendah, berarti ada daerah lain yang tidak jujur dong,” tutur Alo.
Makna kedua lanjut dia, pernyataan ini merupakan cambukan.
“Cambuk untuk seluruh pihak agar berbenah diri di NTT, mengapa? Karena pendidikan sesuai undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 adalah tanggungjawab bersama pemerintah, sekolah dan masyarakat. Semua pihak harus bersinergi untuk meningkatkan mutu pendidikan ini ,” kata Alo.
Dia menambahkan, dalam kondisi tersebut tidak perlu siapa yang salah, tetapi kita mencari apa masalahnya, lalu rumuskan solusinya.
“Mari saling memberi perhatian sesuai porsi masing-masing, sehingga apa yang disampaikan menteri pendidikan dapat berdampak positif. Ya pahit memang, tetapi kita kelola dia menjadi sumber energi baru untuk semua orang NTT bangkit,” tambah Alo.
Untuk diketahui survei PISA menyebutkan bahwa kualitas pendidikan RI masuk ranking paling bawah. Lalu, dalam koran Jawa Pos, Mendikbud menyebut dalam kutipan langsung, “Saya kwatir yang dijadikan sample Indonesia adalah siswa-siswa dari NTT semua”. Pernyataan ini memantik amarah publik NTT hingga memicu pro-kontra.
Penulis : Tarsi Salmon
Editor : Boni Jehadin