Ruteng, Vox NTT- Polres Manggarai harus memberikan jaminan bahwa tidak akan terjadi manipulasi soal jenis dan nomor peluru yang dikeluarkan dari kepala Ferdinandus Taruk alias Ferdy, korban penembakan misterius di Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong-Manggarai, 27 Maret 2018 lalu.
Hal itu penting dilakukan demi menepis kekhawatiran publik tentang kejujuran dan profesionalisme aparat Polres Manggarai.
Hal itu disampaikan Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus kepada VoxNtt.com, Senin (09/04/2018).
“Jaminan ini penting karena sebagian masyarakat Manggarai sudah mulai mencurigai itikad baik Polres Manggarai yang dinilai tidak serius bahkan cenderung menutup-nutupi pelaku yang diduga berasal dari oknum anggota Polres Manggarai,” tegasnya.
Oleh karena itu, dia meminta autopsi itu harus dijelaskan kepada keluarga korban dan masyarakat, apakah dibuat dalam tahap penyelidikan atau penyidikan dan untuk mengungkap sebab-sebab kematian serta mencari siapa pelakunya.
“Penjelasan kepada pihak keluarga korban dan masyarakat Manggarai bertujuan agar tidak ada yang menyalahgunakan peluru yang sudah dikeluarkan itu untuk kepentingan lain di luar tujuan mengungkap pelakunya,” ujar Salestinus.
“Karena sejak awal masyarakat sudah mencurigai pelaku yang menembak adalah aparat Polres Manggarai karena sempat bersama-sama dengan korban di TKP,” imbuhnya.
Menurut Salestinus, jaminan keterbukaan dan akuntabilitas dalam proses autopsi itu menjadi penting karena masyarakat masih sangsi terhadap kesungguhan, kejujuran dan itikad baik aparat Kepolisian Manggarai.
Terlebih-lebih terkait dengan sikap dasar Polri yang dalam kasus-kasus tertentu cenderung lebih melindungi secara berlebihan nama baik korpsnya, ketimbang kepentingan rasa keadilan masyarakat dan korban kejahatan itu sendiri.
Baca: Sikap Keluarga Atas Kematian Ferdy
“Kekhawatiran masyarakat akan terjadi penukaran peluru hasil autopsi, disebabkan oleh adanya dugaan kuat bahwa oknum Polres Manggarai dari Babinkamtibmas sebagai pelakunya, sehingga bisa saja terjadi penyalahgunaan karena semangat melindungi korps sempat dipergunjingkan oleh masyarakat Manggarai,” ujar Salestinus.
“Jika demikian maka untuk kesekian kalinya masyarakat Manggarai akan diperhadapkan kepada realitas jauhnya mendapat keadilan dari Polres Manggarai ketika persoalannya menyangkut oknum anggota Polres dengan masyarakat yang menjadi korban,” tegasnya.
Oleh karena itu, dia berharap semua pihak termasuk, pemerintah daerah, masyarakat, Gereja, Pers, serta para advokat di Manggarai agar turut mengawal jalannya proses autopsi itu.
“Mencatat secara jelas jenis dan momor peluru yang dikeluarkan dari kepala alm. Ferdinandus Taruk dan langsung diumumkan ciri, Jenis dan momor peluru serta meminta jaminan bahwa penyidik akan bekerja secara pofesional dan dengan penuh itikad baik,” pintahnya.
Kontributor: Ano Parman
Editor: Adrianus Aba