Borong, Vox NTT- Posisi Kepala SDK Satar Teu Kecamatan Lamba Leda, Sebas Nambu terancam.
Betapa tidak, dugaan penggelapan dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) tahun 2017 oleh Kepsek Sebas sudah sampai di telinga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manggarai Timur (PK Matim), Frederika Soch.
Saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Rabu (01/08/2018), Kadis Frederika berjanji akan menindaklanjuti adanya informasi dugaan penggelapan tersebut.
“Terima kasih informasinya. Akan kami tindak lanjut,” katanya, singkat.
Kepala Sekolah Dasar Katolik (SDK) Satar Teu Desa Satar Punda Kecamatan Lamba Leda Kabupaten Manggarai Timur, Sebas Nambu diduga menggelapkan dana bantuan Pogram Indonesia Pintar (PIP) tahun 2017 lalu.
Pasalnya, di buku rekening milik salah seorang siswa di sekolah itu tiga kali masuk uang dan sudah dicairkan oleh Kepsek Sebas. Namun, uang itu tidak dibagikan ke siswa penerima.
Orangtua murid SDK Satar Teu yang berinisial RM kepada VoxNtt.com melalui sambungan telepon, Senin (30/7/2018), mengatakan pihaknya mengetahui dana PIP setelah pada 18 Juli 2018 menanyakan ke bank di Pota, ibu kota Kecamatan Sambi Rampas.
“Saya sudah ke bank tanya dana PIP SDK Satar Teu untuk tahun 2017. Menurut pihak bank, Kepala SDK Satar Teu sudah mengambil uang tersebut. Tetapi, kenyataannya, sampai saat ini tidak ada satu pun siswa-siswi yang menerimanya,” ujar RM, sumber VoxNtt.com yang enggan menyebutkan namanya itu.
Kemudian, kata RM, pada Senin , 30 Juli 2018, dia mendatangi SDK Satar Teu untuk menanyakan dana itu kepada Kepsek Sebas. Namun, jawaban Kepsek Sebas bahwa hal tersebut adalah kesalahan bank.
Data Penarikan Dana PIP SDK Satar Teu
RM pun membeberkan sejumalah data terkait penarikan dan PIP oleh Kepsek Sebas Nambu di bank Pota melalui buku rekening anaknya.
Tarik pertama, kata dia, dilakukan pada 29 September 2017 dengan jumlah uang sebesar Rp 225.000. Tarik kedua pada 14 Desember 2017 dengan jumlah uang sebesar Rp 225.000. Lalu, tarik ketiga dilakukan pada 27 Maret 2018 sejumlahh Rp 400.000.
“Tiga kali penarikan oleh Kepsek, anak saya tidak pernah terima uang itu. Begitu pun dengan siswa lain yang dapat bantuan itu. Coba kalikan saja, beberapa siswa di SDK Satar Teu kali jumlah uang selama tiga kali penarikan. Uang banyak sekali. Tetapi kenapa bisa digelapkan begitu saja tanpa informasi kepada orang tua murid,” ujar RM.
“Padahal itu adalah bantuan pusat agar memudahkan siswa untuk melanjutkan sekolah. Tetapi, kalau model begini, mau jadi apa pendidikan kita. Masa pemimpin di instansi pendidikan tidak mengelola dana negara secara transparan,” tambah dia.
Pemda Matim dan Aparat Penegak Hukum Diminta Tindak Tegas
Sebagai orangtua siswa yang dikorbankan, RM meminta Pemda Matim dan aparat penegak hukum untuk menindaktegas Kepsek SDK Satar Teu. Sebab ia menilai sudah membohongi orangtua murid dan diduga menggelapkan dana PIP tersebut.
“Harapannya uang siswa bisa dibagikan segera. Kita sudah punya data bahwa 2017 banyak siswa yang sebenarnya terima dana PIP. Namun digelapkan begitu saja. Saya minta pemerintah harus copot manusia model begini. Pihak Inspektorat bersama kepolisian agar bisa mengusut tuntas persoalan ini. Biar pelakunya bisa merasakan akbiat dari perilaku buruknya menggelapkan uang milik rakyat kecil,” ungkap RM.
Sementara itu, Kepala SDK Satar Teu Sebas Nambu sudah dihubungi VoxNtt.com melalui sambungan telepon, tetapi nomornya tidak aktif. Dihubungi berulang kali, tetap saja nomornya tidak aktif.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba