Kota Kupang, Vox NTT-Pembangunan pariwisata di NTT butuh kerja sama lintas sektor agar dapat menciptakan multiple effect bagi daerah dan masyarakat di lingkar destinasi wisata.
Gagasan ini disampaikan Inosentius Fredy Mui, anggota DPR Provinsi NTT saat dihubungi VoxNtt.com, Jumat (28/04/2017).
Menurut Fredy, agar Pariwisata bisa menjadi leading sektor dan berpengaruh bagi kehidupan ekonomi masyarakat sekitar, harus ada kerja sama lintas sektor seperti Dinas Pariwisata, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perikanan dan Kelauatan.
Konkretnya kerja sama lintas sector ini tidak hanya dilakukan oleh dinas pariwisata dalam mempromosi kekayaan alam NTT tetapi juga harus diikuti oleh pendidikan dan skill masyarakat sekitar yang memadai, pasokan komoditi seperti sayur mayur dan buah-buahan, sumber daya kelautan seperti ikan dan rumput laut serta komoditi pangan seperti beras, ubi, sorgum, dll.
Tujuannya agar masyarakat sekitar juga harus terlibat dan mengambil keuntungan dari pembangunan Pariwisata.
“Yang terjadi selama ini kan buah-buahan, sayur, jagung dan pasokan pangan didatangkan dari luar NTT” katanya.
Karena itu kata anggota DPRD dari Fraksi Nasdem ini, pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota harus punya program yang terfokus, terencana dan terukur dengan melibatkan dinas-dinas terkait untuk menggenjot Pariwisata yang berkeadilan.
Namun demikian, menurut pantauan Fredy, masalah yang terjadi selama ini adalah kurangnya koordinasi dari pemimpin daerah untuk memanfaatkan sumber daya birokrasi yang ada.
Selain itu juga kata dia, antara sesama SKPD terkesan ada ego sectoral sehingga jarang mengkomunikasikan masalah seperti ini secara bersama.
“Kita tidak boleh tutup mata terhadap masalah ini kalau mau pariwisata NTT dinikmati oleh semua masyarakat” tegasnya.
Untuk mengatasi hal ini, Fredy menganjurkan agar gubernur maupun bupati se-NTT harus mampu memanfaatkan kewenangannya untuk mengkoordinasi bila perlu mengintervensi program dari dinas-dinas tersebut agar bekerja secara bersama, focus dan terukur.
“Salah satu contohnya semisal dinas perkebunan melakukan pemberdayaan petani untuk menanam tanaman holtikultura selama dua tahun ke depan. Dinas ini tidak hanya melakukan sosialisasi tapi juga harus mampu memfasilitasi petani mulai dari mendapatkan bibit, proses menanam, pemeliharaan, pemanenan sampai pada penyediaan pasar seperti hotel, restaurant, kafe, penginapan, dll” pungkasnya.
Jika semua SKPD terkait saling bahu membahu dengan target yang terencana dan terukur maka Pariwisata di NTT mampu menciptakan perubahan ekonomi bagi masyarakat di sekitar. (Andre/ VoN).