Borong, Vox NTT-Setelah puluhan tahun gelap, masyarakat Lengko Elar, Kelurahan Watu Kondo, Kecamatan Elar akhirnya bernafas lega. Pembangkit listrik tenaga mikro hydro (PLTMH) akhirnya menerangi ratusan rumah di warga di daerah itu.
PLTMH Wae Laban Elar sudah diresmikan oleh Bupati Manggarai Timur (Matim), Yoseph Tote di Lapangan Paroki Elar, Rabu (27/4/2017).
Ketua Panitia Peresmian Pastor Marsel Pr, dalam laporannya mengatakan, kehadiran PLTMH ditempat itu merupakan sebuah kisa heroik yang terpatri sepanjang abad. Bukan sesuatu yang mudah, tetapi yang sudah terbayar dengan peluh dan darah.
Pembangunan PLTMH di Elar merupakan buah perjalan karya pelayanan gereja di Keuskupan Ruteng.
Sejak tahun 2012, gereja Keuskupan Ruteng mencanangkan sebuah program pelayanan penerangan melalui pembangunan listrik tenaga air secara swadaya.
Program ini merupakan bentuk pengejawantahan pelayanan gereja yang bersifat integral dan kontekstual.
Apa yang menjadi kegelisaan dan kecemasan masyarakat itu juga menjadi kecemasan dan kegelisaan gereja.
Selain PLTMH menjadi salah satu pilihan adaptasi terhadap perubahan iklim, juga kegiatan lain seperti mekanisasi pengolahan kopi dan pengembangan kegiatan pertanian organik.
Saat ini sudah ada empat PLTMH yang sudah dibangun yakni PLTMH Wae Rina pada tahun 2012, PLTMH Wae Mese Wangkar Paroki Watu Nggong tahun 2014, PLTMH Wae Laban Elar dan PLTMH Wae Lenger Menggol Bea Muring Tahun 2016.
Disampaikan Pastor Marsel, hal yang mendorong dalam melaksanakan kegiatan pembangunan PLTMH adalah keterbatasan pelayanan penerangan dari PLN, biaya penerangan mahal, terbatas dalam pemanfaat, akses informasi yang kurang, polusi lingkungan, perubahan iklim dan kerusakan alam, dan yang tidak kala penting dengan adanya budaya gotong royong.
“Model kegiatan masyarakat melakukan swadaya tenaga untuk pembangunan bendungan, saluran, rumah turbin, pemasangan tiang, swadaya tiang jaringan, swadaya tunai RP 2.500.00-2.750.000 untuk pembelian bahan jariangan utama dan instalasi rumah serta iuran perbulan,” kata Pastor Marsel.
Kata dia, PLTMH Wae Laban Elar menelan anggaran sebesar Rp 3.788.383.000. Penerima manfaatnya 316 KK, gereja, sekolah, musola, kantor kelurahan, asrama, puskesmas, dan kantor kecamatan.
Lanjut Pastor Marsel, dalam mewujudkan program ini begitu banyak tantangan. Tantangan yang terbesar adalah kemampuan masyarakat dalam mengumpulkan swadaya tunai.
“Namun beruntung begitu banyak lembaga yang mau menolong seperti koperasi Ayo Mandiri, koperasi Kopkardios, Pemda Matim, dan sejak tahun 2015 melalukan kerja sama dengan pihak kementerian lingkungan hidup, Bappeda propinsi dan Kabupaten, UNDP dan Bank NTT melalui program SPARC,” katanya.
Peresmian ditandai penekan tombol kontak listrik PLTMH dari perwakilan pemerintah gereja, lembaga koperasi, UNDP, Bank NTT, dan Polres Manggarai.
Selanjutnya penguntingan pipa oleh Uskup Ruteng Mgr. Hubertus Leteng Pr yang diakhiri penaman pohon secara simbolis di kompleks Paroki Elar. (Nansianus Taris/VoN)