Ende, Vox NTT-Sebanyak 1000 anak Sekolah Dasar di Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, NTT menulis surat kepada Presiden Joko Widodo. Aksi menulis ini atas inisiatif dari PT Standardpen Industries yang berpusat di lapangan Detusoko pada Sabtu (12/8/2017).
Gerakan “Ayo Menulis” ini bermaksud untuk menghadirkan kesempatan hak-hak anak Indonesia untuk belajar menulis dengan tangan, dan membaca secara dini.
Anak-anak diajarkan berpikir dan menulis secara mandiri tentang pendapat, atau ide kemudian dikirimkan kepada Presiden Indonesia.
Ajakan “ayo menulis” merupakan bagian dari rangkaian kegiatan satu juta bolpoin untuk anak dari pinggiran kota, di wilayah Barat hingga Timur Indonesia.
“Kami berharap anak-anak Indonesia di Detusoko, Maumere, dan Bajawa mulai mengenal kembali baca buku dan menuliskan cerita rakyat sesuai tradisi budaya, adat istiadat atau kearifan lokal lainnya atau pengalaman liburan mereka dengan tangan,” tulis Shara Christanti, Public Relations PT Standardpen Industries yang dirilis pada Sabtu (12/7).
Shara berharap agar kegiatan menulis surat untuk Presiden menjadi pengalaman, yang dinilai untuk menjadi tradisi bagi anak-anak dalam menulis dengan tangan.
“Menulis selain mengasah kinerja otak juga dapat membantu anak-anak menjadi kreatif. Kami mengandalkan guru dan orang tua untuk dapat membantu melestarikan menulis dengan tangan,” tulis Shara.
Sementara pegiat literasi kegiatan seribu surat untuk Jokowi, Nury Sybli mengatakan kegiatan tersebut bermaksud agar anak-anak dapat mengenal dan menjaga kehidupan yang rukun di bumi Nusantara ini.
Selain itu, anak-anak dapat mendekripsikan keindahan alam Flores yang layak dikunjungi oleh masyarakat seantero.
“Saya menawarkan program senin menulis untuk seluruh sekolah-sekolah dasar di Flores, sebagai bentuk gerakan meningkatkan kualitas pendidikan anak sejak dini,” kata Nury.
Terkait dengan tulisan anak-anak yang akan dikirim ke Presiden, jelas Nury, merupakan pesan damai serta berbagi cerita tentang tradisi di Flores menurut perspektif anak-anak.
Tulisan atau pesan tersebut dapat ditiru oleh anak-anak lain di tanah air Indonesia.
“Ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk memupuk semangat menghargai perbedaan pada anak-anak, seperti melihat banyaknya keragaman bahasa, warna-warni pakaian daerah, bervariasinya makanan sampai cara beribadah,” katanya.
Kepala UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Detusoko, Fransiskus Xaverius Leda menyambut baik kegiatan “Ayo Menulis” yang digerakan di pelosok-pelosok Indonesia ini.
“Saya senang Detusoko diperhatikan. Mudah-mudahan anak-anak di Detusoko semakin giat, dan program senin menulis yang ditawarkan dan akan kami perjuangkan bersama-sama,”katanya.***(Ian Bala/VoN)