Ende, Vox NTT-Proyek anjungan serta beberapa bangunan yang bersifat semenisasi oleh Balai Taman Nasional Kelimutu (TNK) menjadi polemik.
Hal itu disebabkan sejumlah proyek dibangun di kawasan wisata alam Danau Kelimutu Ende, Flores, NTT.
Sejumlah pelaku pariwisata di Ende bersikukuh menolak proyek yang sedang berjalan. Bahkan mereka mendesak agar bangunan tersebut dibongkar karena menganggu ekosistem wisata alam.
Baca: Ini Kata Kemenpar Soal Pembangunan di Kawasan Gunung Meja Ende
Penolakan bangunan semenisasi tidak saja oleh pelaku pariwisata tetapi juga oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Nusa Bunga dan Lembaga Kepemerintahan Kabupaten Ende.
Karena dinilai merusak estetika alam, maka sejumlah elemen meminta TNK mengkaji ulang.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Derson Duka menyatakan, Kelimutu dikenal dengan danau berwarna yang memicuh wisatawan berkunjung. Bukan karena aksesoris bangunan megah.
“Danau Kelimutu merupakan wisata alam bukan wisata buatan manusia. Jadi, yang dibutuhkan keadaan alamnya,” katanya kepada wartawan di ruang kerja, Rabu (22/11/2017) siang.
“Esensi orang berwisata adalah karena keadaan alamnya Kelimutu. bukan karena bangunan atau aksesoris lainnya. Kalau danau berubah warna itu adalah hal yang luar biasa. Tetapi ketika ada bangunan disana menjadi tidak menarik untuk orang datang,” imbuh Derson.
Derson meminta pihak TNK agar tidak memoles Kawasan Danau Kelimutu berlebihan apalagi dengan pembangunan semenisasi.
Sebab menurutnya, tiga danau Kelimutu menjadi kekuatan dasar potensi wisata alam di Flores bahkan Indonesia. Sehingga, ia berharap agar potensi alam tersebut tidak disentuh oleh pembangunan lainnya.
“Kalau toilet itu penting karena bersentuhan dengan manusia. Kalau bangunan lain, tujuannya untuk apa? Tidak menarik sedikit pun untuk wisatawan,” ujar dia.
Kadis Pariwisata ini menjelaskan, aksi protes masyarakat berkaitan dengan esensi pariwisata. Bahwa wisata alam perlu dijaga bukan dikembang dengan pembangunan manusia.
“Buat apa wisatawan asing datang dan melihat bangunan, kok disana banyak. Kita mesti melayani wisata secara puas bahwa inilah sesungguhnya wisata alam,” tegas Kadis Derson.
Ia berharap aspirasi masyarakat perlu diterima pihak TNK untuk menjaga ekosistem dan keadaan alam di Kawasan Danau Kelimutu.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba