Borong, Vox NTT-Para petani jagung di Kampung Sok, Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) kesulitan memasarkan hasil panennya.
Kasmir Egot (56) salah sorang petani di kampung itu, mengaku hasil panen yang berlimpah, namun bingung pemasarannya.
“Saya punya setiap kali panen jagung hasilnya dua ton, tapi bingung mau jual ke mana,” kata Kasmir saat ditemui VoxNtt.com, Sabtu (2/3/2019) sore.
Di Kampung Sok, kata dia, hasil panen yang berlimpah sangat bergantung pada luas lahan. Bahkan beberapa petani hasil panennya mencapai belasan ton.
“Semua orang hasilnya beda-beda di sini ada yang 5 ton bahkan belasan ton bagi orang-orang tertentu. Hanya harganya begitu saja setiap tahun,” ungkapnya.
Namun, ketiadaan tempat pemasaran lantas membuat mereka memilih menjual hasil panennya itu kepada para tengkulak dengan harga yang murah.
“Bahkan ketika ada banyak yang cari harganya turun drastis dan kami terpaksa menjualnya dengan harga Rp 2.500 per kilogram (kg),” ujarnya.
Kasmir menambahkan, harga jagung di kampung itu biasanya berkisar Rp 3.000- Rp.3.800 untuk setiap kilogramnya. Namun, harga itu pun tidak sesuai dengan harapan para petani.
“Karena tidak tahu harus dipasarkan ke mana?” keluhnya.
Dia berharap agar pemerintah daerah membantu mereka dalam pemasaran hasil panen yang mereka peroleh.
“Saya berharap agar pemerintah membantu kami untuk bisa pasarkan hasil panen kami kepada orang-orang yang pemerintah tentukan. Biar harganya sesuai serta sesuai dengan jeri payah kami saat kerjakan kebun,” tukasnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba