Jakarta, Vox NTT– Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyambut antusias ajakan anggota DPR RI Terpilih NTT 2019-2024 Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema untuk mengunjungi masyarakat Nusa Tenggara Timur di Kupang.
Rencana Ahok ke Kupang muncul setelah kedua sahabat itu bertemu di kediaman mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut di Jakarta, Rabu (10/7/2019).
“Saya mau ke Kupang nanti, tinggal atur waktu dengan Ansy agar bisa ketemu di sana. Mudah-mudahan pas dia syukuran waktu saya juga kosong bisa sama-sama ke sana sekalian bertemu masyarakat NTT di Kupang,” ujar Ahok yang kini juga dipanggil BTP.
Pada kesempatan itu Ahok mengucapkan selamat kepada Ansy yang telah mendapatkan kepercayaan rakyat NTT untuk menjadi anggota DPR RI. Mantan Bupati Belitung Timur itu meminta masyarakat NTT untuk tetap mendukung Ansy Lema di Senayan.
“Untuk para pendukung saudara saya Ansy Lema yang sudah jadi anggota DPR RI, saya tentu harapkan dukung dia terus,” pinta Ahok.
Persahabatan Ahok dan Ansy berlangsung sejak lama, jauh hari sebelum Ahok memimpin Jakarta. Bahkan Ahok menyebut Ansy sebagai saudara. Tidak heran Ansy adalah satu-satunya Juru Bicara Ahok dari kalangan profesional pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pada momentum itu, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional Jakarta ini kerap tampil mengesankan dengan ide-ide cerdas-bernas saat menjelaskan rekam jejak (track-record) kinerja Gubernur Ahok saat memimpin Jakarta.
Dibalut obrolan santai dan akrab, Ahok berkomitmen untuk mendukung penuh kiprah Ansy di Senayan. Ansy menggunakan pertemuan itu untuk menggali inspirasi kepemimpinan dari Ahok.
Seperti biasa, Ahok selalu membagikan gagasan cerdasnya soal tata kelola pemerintahan, juga pandangan visionernya perihal membangun negeri.
Ia juga berpesan kepada Ansy agar sebagai wakil rakyat bisa menjalankan filosofi dan karakter kepemimpinan yang pernah dijalankannya.
“Saya juga akan dukung. Anda harus tetap bersih, transparan dan profesional,” pesan Ahok.
Ansy menjelaskan dalam pertemuan tersebut, sebagai kader PDI Perjuangan, keduanya juga berdiskusi serius tentang pengembangan dan penguatan ekonomi kerakyatan di NTT.
PDI Perjuangan, tutur Ansy, memiliki kepedulian dan keberpihakan kuat terhadap orang kecil atau kaum miskin yang bersumber dari ajaran Marhaenisme Bung Karno.
“Ahok berkomitmen akan membagikan pengalamannya terkait program-program ekonomi kerakyatan yang pernah dijalankannya agar wong cilik dapat terangkat kesejahteraannya,” ungkap Ansy.
Dalam diskusi tersebut, Ahok mengungkapkan kekagumannya kepada NTT sebagai miniatur kebangsaan Indonesia.
NTT, demikian Ahok, merupakan contoh konkret teladan toleransi terhadap fakta kebhinekaan suku, agama, dan bahasa yang bisa diikuti di tingkat nasional.
“Ahok kagum terhadap semangat kebangsaan dan komitmen Pancasila yang ditunjukkan masyarakat NTT. Menurut Ahok, NTT dapat menjadi contoh praktik toleransi dan militansi kebhinekaan di Indonesia. Berbeda-beda tapi kita tetap saudara sebangsa dan setanah air,” pungkas Ansy. (VoN).