Labuan Bajo, Vox NTT-Unit Usaha BRILink pada BUMDesa Golo Pua mulai membuka kerja sama dengan pihak pengelolah Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayah desa Golo Pua, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat.
Unit Usaha BRILink ini berhasil mendapatkan lebih dari tujuh puluh kali transaksi dari masyarakat penerima program PKH di desanya.
Angela Merici, Kepala Unit Usaha BRILink BUMDesa Mekar Jaya Desa Golo Pua mengaku, kerja sama ini telah berhasil mendongkrak penerimaan unit usahanya.
Angela meyakini, apabila unit usahanya tersebut dapat memperluas lingkup kerja sama, maka trend transaksinya pun akan semakin meningkat.
“Kemarin kami sempat kesulitan menalangi jumlah transaksi yang besar waktu pencairan dana PKH itu. Ada tujuh puluhan lebih transaksi. Stok uang cash kita kemarin itu beberapa kali habis, jadi kami pulang balik sampai ke Cancar dan Ruteng untuk tarik uang cash” tuturnya.
Angela mengaku bahwa transaksi pada saat pencairan dana PKH merupakan jumlah transaksi terbesar selama unit usaha ini dibentuk dalam BUMDesa Mekar Jaya.
Sebelumnya, unit usaha BRILink ini hanya melayani beberapa transaksi saja dalam kurun waktu satu bulan.
“BRILink ini mulai dibuka sejak bulan Mei. Waktu itu, kami hanya dapat 4 kali transaksi saja sampai akhir bulan. Bulan Juni trendnya mulai naik. Keuntungan saat itu mencapai Rp 540.000. Tetapi yang paling banyak di bulan ini (Juli),” kata Angela.
Diakuinya, sampai pertengahan bulan (Juli) ini, transaksi BRILink sudah lebih dari tujuh puluh.
“Ini karena kemarin kami bekerja sama dengan pihak pendamping PKH, sehingga pencairan dana PKH untuk masyarakat desa Golo Pua pada bulan ini dilakukan di BRILink kita” ungkapnya.
Selain bekerja sama dalam penarikan dana PKH, BRILink milik BUMDesa mekar Jaya juga pernah membantu pencairan gaji guru di sekolah- sekolah yang berada di Golo Pua.
Ke depan, pihaknya berencana membuka komunikasi lebih luas agar penarikan dana PKH di desa- desa sekitar bisa dilakukan melalui BRILink Mekar Jaya.
Kendati demikian, Angela mengakui bahwa pihaknya masih mengalami kesulitan dalam menalangi dana kebutuhan transaksi yang terjadi di BRILink milik mereka.
Menurutnya, permintaan transaksi yang terjadi telah melewati limit modal yang dimiliki oleh BUMDesa ‘Mekar Jaya’.
“Kami masih mengalami kesulitan dalam hal modal untuk operasional BRILink ini. Sekarang ini kami masih coba cari pihak ketiga untuk bisa bekerja sama dalam hal permodalan. Mungkin karena masih baru, jadi masih agak kesulitan untuk cari pihak- pihak itu” pungkasnya.
Arischy Hadur, direktur lembaga Change Operator yang mendampingi BUMDesa ‘Mekar Jaya’ mengatakan, pihaknya akan mencoba memfasilitasi pertemuan antara pihak BUMDesa Mekar Jaya dengan pihak ketiga.
“Di Golo Pua masih ada kelembagaan ekonomi lain, misalnya koperasi, yang notabene menggunakan dana bergulir Anggur Merah. Sekarang modal koperasi itu sudah ratusan juta. Kita bisa menerapkan sistem sharing budget antara kedua lembaga ekonomi ini, supaya masalaha kekuarangan dana pada BUMDesa ‘Mekar Jaya’ bisa teratasi” jelas Hadur.
Lebih lanjut, Hadur mengapresiasi perkembangan bisnis unit usaha BRILink dari BUMDesa ‘Mekar Jaya’.
Baginya, BRILink merupakan wujud nyata dari unit usaha BUMDesa yang bergerak di bidang pelayanan.
Keberadaan unit usaha ini dinilai sangat membantu masyarakat yang selama ini menempuh jarak yang jauh hanya untuk melakukan transaksi keuangan.
“BRILink Mekar Jaya patut dijadikan model. Untuk desa-desa yang masih memiliki akses yang sulit ke Bank dan ATM, bisa buka unit usaha BRILink ini untuk bantu masyarakatnya. Perlu diingat, salah satu prinsip utama BUMDesa adalah menjalankan misi pelayanan masyarakat melalui bisnisnya” kata Hadur.
Untuk diketahui, selain menjalankan unit usaha BRILink, BUMDesa ‘Mekar Jaya’ milik desa Golo Pua juga telah menjalankan 4 unit usaha lainnya yakni unit usaha bengkel motor ‘GP’, unit usaha meubel, unit usaha penyewaan perkakas pesta, dan tengah merintis unit usaha air minum desa.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Irvan K