Betun, Vox NTT- Bupati Malaka Stefanus Bria Seran menyebut sejak awal menjalankan program Revolusi Pertanian Malaka (RPM), pihaknya mendapat dukungan yang luar biasa dari tim pakar.
Tim pakar RPM tersebut di bawah pimpinan Dr. Herry Kotta.
Menurut dia, program RPM ini difasilitasi alat-alat pertanian yang canggih dari Pemerintah Kabupaten Malaka.
Bupati Stefanus menjelaskan, program RPM bertujuan agar masyarakat Malaka berkelimpahan pangan dan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi.
“Pikiran pertama ketika rakyat Malaka mempercayai saya untuk memimpin Malaka adalah semua warga harus punya kebun.Tetapi pemerintah bantu rakyat olah lahan dengan peralatan modern. Maka atas kesepakatan dengan DPRD, kita jalankan program RPM ini,” katanya saat memanen bawang merah secara simbolis di Desa Lasaen, Kecamatan Malaka Barat, Rabu (02/10/2019).
Bawang merah tersebut berada di lahan milik petani Agustina Seuk Kwaik dari Kelompok Tani Fini Katuas di Desa Lasaen.
Setelah bawang merah dipanen diketahui hasilnya mencapai 11,1 ton per hektarnya.
Menurut Ketua tim pakar RPM Herry Kotta, hasil tersebut melampaui target mereka yakni hanya sebatas 10 ton per hektarnya.
“Target kita 10 ton per hektar, sehingga kalau dijual dengan harga 10 ribu per kilogram maka akan menghasilkan 100 juta rupiah per hektar,” kata Hery.
Penulis: Frido Raebesi
Editor: Ardy Abba