Ruteng, Vox NTT-Di tengah bayang-bayang ketakutan wabah Corona yang sedang melanda dunia, kisah heroik-kepahlawanan datang dari Cibal Barat, Manggarai, NTT.
Kisah itu menegaskan kepada dunia bahwa kemanusiaan tetap berdiri tegak meski hantu ketakutan sedang membayangi umat manusia.
Rasa kemanusiaan itulah yang mendorong seorang bidan di Cibal Barat untuk membantu Maria Gonsilia Panul (23), seorang ibu yang terpaksa melahirkan di Mobil Truck.
Nama bidan itu, Priska Ani Lafania. Ia adalah seorang bidan sukarela yang bekerja di Poskesdes Beadenger, Desa Wae Renca Kecamatam Cibal Barat.
Sekitar pukul 08.00 wita, pada Jumat (17/04/2020), ia didatangi oleh seorang warga yang merupakan keluarga dari ibu yang melahirkan itu.
Awalnya Bidan Priska berpikir, pria itu ingin berobat. Ternyata saat ditanya pria itu meminta bantuan sang bidan untuk membantu seorang ibu yang sementara meringis kesakitan karena hendak melahirkan.
Tak menunggu lama, bidan Priska langsung menyambangi ibu itu di rumahnya, setelah menyiapkan alat partus dan perlengkapan medis lainnya.
Biasanya sesuai instruksi pemerintah, setiap ibu yang melahirkan harus di fasilitas kesehatan terdekat. Namun bidan Priska memilih mengunjungi rumah ibu itu tersebut karena menyadari kekurangan fasilitas di Poskesdes setempat yang baru satu bulan digunakan. Bahkan tempat tidur untuk pasien saja belum ada di Poskesdes tersebut.
Menurut Priska, Poskesdes itu merupakan fasilitas kesehatan yang dibangun oleh pemerintah desa Wae Renca. Pembangunan itu dilakukan karena jarak kampung itu dengan pustu Wae Renca cukup jauh.
Namun karena baru saja dibangun dan digunakan, fasilitasnya masih sangat minim.
“Fasilitas di poskesdes memang sudah dipesan, sementara berproses. Apalagi ini poskesdes baru, dalam waktu dekat juga fasilitasnya sudah datang” ungkapnya kepada VoxNtt.com, Minggu (19/04/2020).
Untuk menuju rumah pasien itu, Bidan Priska harus berjalan kaki sekitar 1 kilo meter.
Sampai di rumah pasien, ia melakukan tindakan medis awal untuk ibu itu. Bidan Priska awalnya mengukur tekanan darahnya dan hasil normal 110/80.
Usai mengukur tekanan darah, ia melanjukan dengan pemeriksaan dalam.
“Hasil pemeriksaan yang saya temukan bahwa kepala bayinya sudah ke bawah dan pembukaannya antara 4 ke 5,” ujarnya.
Dalam ilmu kebidanan kata dia, itu sudah fase aktif dan akan melahirkan sekitar satu atau dua jam lagi.
Karena pertimbangan kondisi ibu itu dengan jarak puskesmas tempat parkir mobil ambulance yang cukup jauh, ditambah kondisi jalan yang rusak parah, ia harus berkonsultasi dulu dengan salah satu bidan senior di Puskesmas Wae Codi. Hasil konsultasi, Puskesmas mengarahkan sang ibu untuk melahirkan di Fasilitas kesehatan.
“Ambulance di puskesmas ada, tapi karena jarak yang cukup jauh dan jalan rusak untuk mengantar ibu itu ke puskesmas, sehingga saya tidak mungkin menghubungi ambulance. Apalagi kondisi ibu ini sudah pembukaan 4 ke 5″ ungkapnya kepada Vox.
Ia pun memutuskan untuk mengantar ibu itu ke poskesdes Golo Mondo Desa Latung, Kecamatan Cibal Barat. Selain karena dekat, di Poskesdes itu juga fasilitasnya cukup lengkap.
Bidan Priska kemudian memberikan pengertian kepada keluarga pasien untuk segera mengantarnya ke Poskesdes. Sebab, sekarang kata dia partus tidak bisa dilakukan di rumah melainkan harus di fasilitas kesehatan.
Akhirnya, keluarga pasien mencari alternatif untuk menguhubungi kendaraan seadanya. Sayangnya, saat itu hanya ada mobil dump truk.
Partus di Mobil Dump Truk
Usai disetujui oleh pihak keluarga, akhirnya ibu itu diantar menggunakan mobil dump truk menuju poskesdes Golo Mondo.
Ibu Maria didampingi keluarga di dalam mobil, sementara Bidan Priska bersama temannya menggunakan sepeda motor.
Tak lama beranjak dari kampung itu, sekitar jarak 200 meter mobil dump truck yang ditumpangi Ibu Maria tiba-tiba berhenti.
Tak mendengar suara mobil dump truk, Bidan Priska kemudian menoleh ke belakang dan melihat mobil itu berhenti.
Ia kemudian menghampiri mobil itu, dan sontak kaget saat melihat ibu Maria segera partus.
Dalam hatinya, Bidan Priska hanya bermodal percaya diri dan yakin dengan prosedur penanganan proses melahirkan.
Sehingga ia segera mengambil tindakan medis saat melihat air ketubannya sudah pecah dan kepala bayi sudah keluar.
“Saat itu saya tidak takut atau panik, saya hanya berpikir yang penting saya bekerja sesuai prosedur. Sehingga saya bisa menanganinya dengan baik,” ungkap bidan asal Desa Lenda Kecamatan Cibal Barat itu.
Agar mudah mengeluarkan plancenta, Bidan Priska memilih untuk memindahkan Ibu Maria ke Pondok milik warga yang berada dekat lokasi tersebut.
Setelah sudah ditangani dengan baik, akhirnya mereka kembali ke rumah pasien. Kemudian dilanjutkan dengan tindakan observasi.
Bidan Priska mengaku bersyukur karena bisa menolong ibu itu bersama bayinya yang bisa melahirkan dengan selamat.
Harapan untuk Pemerintah
Kendati Bidan Priska berhasil menangani pasien partus. Namun ia tetap berharap agar pemerintah bisa memperhatikan fasilitas di Poskesdes Bea Denger. Hal itu kata dia agar kejadian serupa tidak terjadi lagi kedepannya.
Bukan hanya fasilitas kesehatan, Bidan Priskan juga berharap agar jalan menuju Poskesdes Bea Denger juga segera diperbaiki.
“Harapan saya segera melengkapi fasilitas. Baik fasilitas kesehatan di poskesdes maupun jalan dari Poskesdes menuju Puskesmas. Karena menurut saya jalan paling rusak parah di Cibal Barat yah di situ” tuturnya.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Irvan K