Ruteng, Vox NTT-Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng membuka penyelenggaraan The First International Conference on Education, Humanities, Health, and Agriculture (ICEHHA) pada Kamis (03/06/2021).
Kegiatan hari pertama ini diawali dengan upacara pembuka (opening ceremony).
Setelah itu, diikuti dengan peyajian materi dari pembicara kunci istimewa (distinguish keynote speaker) dan pembicara kunci (keynote speakers) pada ruang utama (main room) dan pembicara-pembicara lain di ruang khusus (break rooms).
Ratusan peserta terpantau hadir dalam kegiatan konferensi ini.
Ucapan Selamat Datang
Opening ceremony ditandai dengan ucapan selamat datang (welcoming remark) dari Panitia ICEHHA. Dr. Fransiska Widyawati, M.Hum.
Dalam welcoming remark, Fransiska mengungkapkan kebanggan bahwa panitia bisa menyelenggarakan konferensi ini dan manyambut berbagai pakar dan pemikir dari berbabagai belahan dunia.
“Dari kampus Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Saya ketua umum International Conference on Education, Humanities, Health and Agriculture (ICEHHA) mengucapkan salam hangat dan damai bagi kita semua. Kampus ini terletak di Manggarai, Pulau Flores. Flores berarti bunga. Karenanya dari tempat ini, kami mengirimkan kesegaran da keharuman bunga kita semua, semoga menjadikan hari kita penuh semangat untuk memulai forum ilmiah ini,” ujarnya.
Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng itu juga menyampaikan tujuan utama pelaksanaan ICEHHA ini.
“Kami memutuskan bahwa akademisi, praktisi dan para pemikir harus bertemu, membawa pemikiran di bidang kajiannya masing-masing dan berdiskusi bagaimana kontribusi keilmuan bagi kehidupan yang lebih dan bermartabat di erat digital ini. Kami sangat bergembira karena kegelisahan kami ini mendapat respons yang sangat positif,” tukasnya.
Sedangkan di pembukaan kegiatan Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Yohanes S. Lon, M.A menyampaikan peran Perguruan Tinggi di era tranformasi digital sekaligus membuka secara resmi koferensi itu.
Ia mengatakan, konferensi ini merupakan kesempatan untuk menyoroti kontribusi dari tranformasi digital yang sedang terjadi.
“Saya sangat senang menyambut anda di Konferensi Internasional tentang Pendidikan, Kemanusiaan, Kesehatan, dan Pertanian di era transformasi digital. Ini adalah waktu yang paling berharga untuk menyoroti kontribusi luar biasa dari transformasi digital di banyak bidang kehidupan kita,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menggarisbawahi peran lembaga pendidikan tinggi di tengah era tranformasi digital ini.
Transformasi digital telah berdampak besar pada cara hidup.
Pihaknya pun mengaku senang telah menjadi mitra dalam pertumbuhan teknologi digital.
Peran utama universitas, kata Pastor John, adalah membuat teknologi digital tersedia bagi negara-negara berkembang saat mereka mengejar tujuan pembangunan.
Itu terutama di bidang kesehatan manusia, pertanian, pendidikan, sumber daya manusia dan banyak bidang lainnya.
“Negara berkembang bukan hanya penerima pasif dari teknologi yang diciptakan dan dibagikan oleh mitra maju mereka. Sebaliknya, banyak negara berkembang telah memperoleh keahlian tingkat tinggi dalam teknologi digital dan dampaknya terhadap pendidikan, kesehatan, pertanian, dan kemanusiaan,” terang Pastor John.
Ia mengatakan, konferensi seperti ini memberikan kesempatan yang berharga bagi para peneliti untuk berbagi pengalaman.
Ia pun berterima kasih kepada banyak ahli yang telah datang untuk berbagi pengetahuan mereka.
“Saya juga menyambut banyak perwakilan pemerintah, asosiasi industri, LSM dan lembaga lain yang telah bergabung dengan kami. Saya berharap ada pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang akan didapatkan melalui kegiatan konferensinya,” pungkasnya.
Distinguish Speech: Kebijakan Pemerintah pada Era Transformasi Digital
Upacara pembuka juga diisi oleh sambutan dan penyampaian materi dari Sekretaris LLDikti Wilayah XV, Drs. Ade Erlangga Masdiana, M.Si.
Ade mewakili Kepala LLDikti Wilayah XV yang tidak berkesempatan hadir.
Kemudian sambutan Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Johnny G. Plate, S.E.
Baik Ade maupun Johny sama menyoroti kebijakan pemeritah pada era tranformasi digital.
Dalam sambutannya, Ade menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun pendidikan tinggi di wilayah NTT.
Menurut dia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi selalu bekerja sama dengan pemerintah provinsi dal menjamin pendidikan inklusif di Nusa Tenggara Timur.
Ada banyak bantuan yang telah diberikan seperti finansial, pedagogis, dan infrastruktur.
Terkait pendidikan tinggi, pihak Ade telah membuka Lembaga Pelayanan Dikti XV sejak tahun terakhir yang terpisah dari Bali dan Nusa Tenggara Barat dalam rangka meningkatkan dan menjadikan pendidikan Nusa Tenggara Timur yang lebih baik.
“Karena itu sejak Januari 2020, kementerian memiliki kebijakan baru sebagai kampus merdeka (kampus mandiri) yang akan membawa sistem pendidikan tinggi yang lebih baik di indonesia,” jelas Ade.
Ia juga menyatakan, LLDikti XV menyambut baik pelaksanaan Konferensi Internasional ini. Kegiatan ini menurutnya, selaras dengan kebijakan pemerintah yaitu Kampus Merdeka Belajar.
Ade menjelaskan, kebijakan Kampus Merdeka Belajar mendorong proses belajar yang lebih otonom dan fleksibel di pendidikan tinggi.
Ini bertujuan untuk menciptakan budaya belajar yang inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing universitas.
“Konferensi internasional seperti ini, juga bagian dari realisasi kebijakan Kampus Merdeka itu,” terangnya.
Menkominfo RI, Johnny G. Plate, S.E. yang menyampaikan sambutan melalui rekaman video mengapresiasi penyelenggaraaan Konferensi Internasional ini.
Terkait tema konferensi ini, menteri kelahiran Manggarai, Flores itu menyatakan bahwa pemerintah Jokowi sungguh berkomitmen dalam meningkatkan literasi digital rakyat Indonesia melalui aneka program.
“Saya mengapresiasi Unika Santu Paulus Ruteng yang menyelenggarakan kegiatan konferensi internasional ini. Apa yang diangkat dalam konferensi ini sesungguhnya sejalan dengan komitmen pemerintah,” katanya.
Pemerintahan Jokowi, kata dia, telah menempatkan peningkatan literasi teknologi dan literasi digital sebagai bagian dari prioritas pembangunan.
“Untuk itu, melalui kementerian yang saya pimpin, pemerintah telah menginisiasi berbagai program untuk peningkatan literasi teknologi, literasi digital pada era transformasi digital ini,” terang politisi NasDem itu.
Penulis: Leo Jehatu
Editor: Ardy Abba