Ruteng, VoxNtt.com- Uskup Ruteng, Mgr Hubertus Leteng, Pr menanggapi kasus penganiayaan yang melukai 7 siswa SDN 1 Sabu Barat, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, NTT oleh pria berinisial IR pada Selasa, (13/12/2016) pagi.
Menurut Uskup Hubert, kasus penganiayaan yang dilakukan oknum tak dikenal tersebut telah melawan kodrat manusia yang memiliki hak untuk hidup aman. Penganiayaan orang yang tidak bersalah itu juga serentak melanggar hak asasi manusia (HAM).
“Mendengar kasus penganiayaan atas 7 anak Sabu itu, tentu saja kita semua amat sedih dan menyesal,” ujar Uskup Hubert saat dihubungi VoxNtt.com, Rabu, (14/12/2016) pagi.
Ia menjelaskan, penganiayaan atas dasar motif apa saja dan terhadap siapa saja bukanlah hakekat dasar manusia. Kata dia, manusia sebenarnya diciptakan dan ditugaskan untuk mencintai, menghormati, melindungi, memelihara, dan menyelematkan kehidupan.
“Maka hendaklah kasus penganiayaan seperti itu maupun kasus lain seperti aborsi misalnya, menjadi sebuah pelajaran dan peringatan keras bagi semua orang, khususnya seluruh umat dan masyarakat dalam wilayah di Keuskupan Ruteng ini,” pinta Mgr Hubert.
Apalagi, demikian Hubert, penganiayaan terhadap anak-anak termasuk aborsi itu, sama dengan membunuh kehidupan masa kini dan masa depan.
Mgr Hubert berpesan, agar umat harus selalu mencintai dan mengasihi semua orang. Itu termasuk para pelaku percobaan pembunuhan agar mereka bertobat.
Kekerasan, lanjut dia, tidak boleh dilawan dengan cara kekerasan. Tetapi harus dilawan dengan cinta kasih, pengampunan dan pertobatan.
“Kita juga harus memberantas segala penyakit fisik atau jiwa. Kita harus melawan kemiskinan dan kebodohan. Kita harus melawan kekerasan dan ketidakadilan dalam masyarakat. Sebab semua hal itu bisa memicu terjadinya pembunuhan dalam hidup manusia,” pungkas Uskup Hubert.
Dia menambahkan, manusia harus memelihara dan merawat alam dunia dan lingkungan hidup. Hal itu dilakukan untuk menghindari segala bentuk musibah dan bencana alam yang dapat menghilangkan nyawa manusia. Alam dunia dan lingkungan hidup rusak karena ulah manusia yang rakus dengan harta kekayaan.
Untuk diketahui, usai dianiaya pelaku IR ke-7 orang siswa SDN 1 Sabu Barat itu langsung dirawat di Puskesmas Sabu Barat. Sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Meski para korban mengalami luka robek di bagian pipi dan leher.
Kejadian itu, bermula ketika jam pelajaran sedang berlangsung sekitar pukul 08.47 Wita. Saat itu, pelaku IR datang memasuki ruangan kelas V SDN 1 Sabu Barat sambil memegang sebilah pisau.
IR langsung menuju ke bangku belakang dan mendekati seorang siswi yang bernama Naomi Oktoviani Pawali (11). Ia langsung memutar wajah anak tersebut dan menggorokkan pisau yang sementara dipegang ke leher Naomi.
Tak lama berselang, aksi IR memicu reaksi warga. JL akhirnya tewas setelah dikeroyok oleh sekelompok orang di ruang tahanan kepolisian setempat. (Ardy Abba/VoN)
Foto Feature: Uskup Ruteng, Mgr. Hubert Leteng