Borong, Vox NTT-Forum Masyarakat Sebelah Wae Musur (Formasmur), Kecamatan Rana Mese menyatakan siap melawan sikap ketidakadilan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Pemkab Matim).
Sikap perlawanan Formasmur ini disampaikan lantaran Pemkab Matim dinilai belum memperhatikan infrastruktur di empat desa sebelah barat kali Wae Musur. Keempat desa tersebut yakni Satar Lahing, Torok Golo, Lalang, dan Satar Lenda.
Salah satunya bentuk ketidakadilan itu yakni, jembatan Wae Musur yang hingga kini belum dibangun oleh pemerintah.
Formasmur menilai pembangunan jembatan Wae Musur hanya sebatas janji manis pejabat-pejabat di Kabupaten Matim.
Selain itu, mereka menegaskan pembangunan bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada kenyataannya tidak memberikan sedikit pun keuntungan bagi masyarakat sebelah barat Wae Musur.
Komitmen bersama perlawanan oleh forum yang terdiri dari perwakilan empat desa dan para sarjana tersebut dilaksanakan di kali Wae Musur, Minggu (23/4/2017).
“Terkait pembangunan PLTMH, pembangunan jalan, jembatan, dan pembangunan lainnya. Kenyataan Ini terus terjadi sapai sekarang tanpa bukti. Jembatan Wae Musur dan akses jalan menuju desa-desa di sebelah (barat) Wae Musur tidak diperhatikan,” tegas Eduardus Ejo, Kordinator Formasmur saat deklarasi perlawanan di Wae Musur.
Di depan warga yang hadir, Ejo mengatakan saat ini empat desa sebelah barat Wae Musur sedang berperang melawan ketidakadilan Pemkab Matim.
Warga berperang bukan menggunakan bambu runcing, senjata, dan parang. Namun perang yang dimaksud yakni menggunakan saraf otak melawan ketidakadilan pemerintah.
“Sebenarnya kita belum merdeka, masih dijajah. Lebih baik dijajah seperti dulu daripada menikmati kemerdekaan yang semu,” ujar Ejo.
Lebih lanjut kata dia, praktik ketidakadilan Pemkab Matim terutama dalam pemerataan pembangunan infrastruktur selalu mengorbankan masyarakat di empat desa sebelah barat Wae Musur.
“Semestinya dengan kehadiran pembangunan PLTMH dimaksud harapannya bisa memberi harapan bagi masyarakat. Namun pada kenyataannya itu semua menjadi harapan hampa karena kehadirannya menambah sulit akses transportasi ke sebelah Wae Musur,” tegas Ejo.
Sementara Kades Torok Golo, Aleks Kandur ketika diminta tanggapannya menyampaikan apresiasi atas upaya dari anak muda sebelah barat Wae Musur yang tergabung dalam Formasmur tersebut
“Tidak perlu takut. Ini untuk kemajuan kita ke depan. Kita betul-betul menjadi korban pembanguan di daerah ini. Sebagai orang tua, saya dan masyarakat mendukung penuh. Ini upaya untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama. Seratus persen mendukung,” ujar Aleks. (Nansianus Taris/VoN)