Borong, Vox NTT-Ruas jalan lapen di Desa Torok Golo, Kecamatan Rana Mese yang dikabarkan sudah rusak mendapat tanggapan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Manggarai Timur (Matim).
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pekerjan Umum dan Tata Ruang Matim, Yoseph Marto saat dikomfirmasi VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (4/5/2017) mengaku, pihaknya sudah mengecek di lapangan terkait pekerjan proyek jalan tahun 2016 itu.
Dijelaskan Marto, ruas jalan tersebut diduga karena curah hujan sangat tinggi saat pekerjaan. Sehingga aspal yang sudah disiram tidak lengket dan terkupas.
“Kondisi jalan yang rusak masih menjadi tanggung jawab kontraktor dan perbaikan di masa pemeliharaan,” kata Marto.
Karena itu, Marto sudah menyampaikan kepada kontraktor pelaksana untuk segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut dengan menggunakan dana pemeliharan.
“Sehingga tidak ada alasan untuk tidak memperbaiki jalan yang merupakan tanggung jawab mereka,” tegasnya.
Marto sendiri mengapresiasi kepada masyarakat yang turut mengawasi pembangunan infrastrukur di wilayah Matim.
“Peran masyarakat sangat penting karena mengawasi seluruh pekerjan, karena mereka adalah pengawas utama,” kata Marto.
“Sehingga ke depan jika pekerjan di sekitar lingkungan mereka, sebagai warga harus menginformasikan kepada dinas terkait. Sebab tidak setiap petugas mengontrol pekerjan di lapangan,” tambahnya.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, aspal jalan di desa Torok Golo, Kecamatan Rana Mese sudah rusak. Padahal proyek pengaspalan tersebut baru saja dikerjakan pada tahun 2016 lalu.
Baca: Baru Dikerjakan, Aspal di Desa Torok Golo Matim Sudah Rusak
Material aspal pada badan jalan di beberapa titik sudah terkupas keluar. Kondisi ini membuat warga mempertanyakan kualitas pengerjaannya.
Kades Torok Golo, Aleks Kandur, kepada VoxNtt.com di Wae Musur baru-baru ini mengatakan jalan yang baru dikerjakan itu sudah mulai rusak.
“Belum sampai satu bulan aspalnya ko sudah rusak. Katanya ada masa pemeliharaan enam bulan. Tetapi sampai saat ini belum ada perbaikan dari kontraktor yang mengerjakan itu,” ujar Aleks.
Dia mengaku, sebenarnya warga sudah lama ingin mempertanyakan kualitas pekerjaan tersebut kepada kontraktor proyek tersebut.
“Kita mau omong. Tetapi omong dengan siapa. Kami juga tidak pernah tahu siapa kontraktornya, konsultannya, dan pengawas. Setiap kali mereka datang tidal pernah kami ketahui. Tidak ada pemberitahuan dengan pemerintah setempat. Secara kasat mata, kami merasa kecewa dengan kualitas pengerjaan aspal jalan ini,” kata Kades Aleks.
Hal yang sama disampaikan, Tu’a Gendang (Tua Adat) Gulung, Davit Pampung. Dia mengaku sangat kecewa dengan pengerjaan jalan aspal di Desa Torok Golo.
“Belum satu bulan aspalnya sudah rusak. Apalagi sekarang sudan 4 bulan, kerusakkanya tambah parah. Harapannya ke depan aspal igu bisa diperbaiki,” katanya.
Berdasarkan informasi yang Davit peroleh menyebutkan, aspal jalan itu dialokasikan dari dana sisa hasil saving saat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS).
“Berarti untuk warga sebelah Wae Musur tidak ada anggaran. Tunggu dana sisa baru ada. Saya kecewa dengan Pemda Matim,” ujarnya. (Nansianus Taris/VoN)