Borong, Vox NTT-Hampir dua bulan, ratusan sawah milik petani di Wangkung, desa Sita, kecamatan Borong, tidak teraliri air. Akibatnya, sawah yang sudah ditanam padi menjadi kering.
Dominikus Tutu, salah satu petani di Wangkung kepada Voxntt.com, Senin (15/5) mengatakan sudah dua bulan sawah milik petani tidak teraliri air. Tanah sawah sudah kering dan ada retak.
“Sawah kami di sini sudah dua bulan tidak ada air. Padahal ini sumber hidup kami petani di sini. Kali ini kami bisa gagal panen”, kata Domi.
Dikatakannya, apabila ke depan air dari bendungan tetap tidak jalan, petani di sini akan alami kelaparan besar. Padahal petani sudah buang biaya yang banyak sejak tanam benih, bajak, beli pupuk, dan beli obat.
“Petani tahun ini gagal panen berarti, kerugian bisa mencapai puluhan juta rupiah. Itu pun variasi. Ada yang bisa sampai belasan juta rupiah. Tergantung ukuran lahannya” katanya
Lanjut dia, air di saluran irigasi Wae Dingin macet karena longsor menutupi bendungan dan saluran irigasi.
“Ada longsor di bendungan. Material longsor menutupi saluran. Sehingga air tidak bisa jalan. Longsornya sekitar 30 meter dan tidak bisa dikerjakan pakai tenaga manusia. Karena ada banyak batu besar di sana”, ujar Domi.
Dikatakan Domi, bukan hanya untuk pengairan sawah, air di irigasi ini juga untuk kebutuhan rumah tangga.
“Air di saIuran ini, kami gunakan untuk air minum, mandi, dan cuci pakayan. Sekarang kami di sini, sulit mendapatkan air untuk kebutuhan di rumah”, kata Domi
Harapannya, pemerintah segera memperbaiki dan membersihkan longsor itu. Sehingga, padi yang sudah kami tanam bisa bertumbuh dengan baik dan bisa dipanen. (Taris Nansi/VoN).