Ruteng, Vox NTT- Bendahara Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, AR diduga menggelapkan gaji ratusan guru di lingkup kecamatan pusat kota Ruteng itu. Jumlahnya tak tanggung-tanggung yakni ratusan juta rupiah.
Perbuatan itu dilakukan AR pada 2016 lalu. Saat itu, AR mendapat kuasa dari BRI Cabang Ruteng untuk memotong gaji guru-guru yang menjadi debitur pada bank tersebut.
Pemotongan itu dilakukan untuk membayar angsuran pinjaman guru-guru tersebut.
Salah satu korban AR adalah Siti Martina. Dia adalah guru SDK Cewonikit, Kelurahan Pau, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Kepada VoxNtt.com Selasa (1/8/2017), dia mengaku kesal dengan ulah AR.
Dia kesal lantaran AR menggelapkan hasil potongan gajinya selama 4 bulan sebesar Rp. 8.254.900.
Uang sebesar itu, kata Martina, sebenarnya untuk membayar angsuran pinjamanya ke BRI Unit Slamet Riyadi Ruteng.
“Bukanya dia stor ke BRI, malah dia makan itu uang,” katanya.
Jelas Martina, hal itu diketahuinya pada bulan Juni 2017 lalu.
Saat itu, BRI Unit Slamet Riyadi Ruteng memotong dana tunjangan sertifikasinya sebesar Rp 8.254.900.
Karena itu, dia pernah mengajukan keberatan atas tindakan bank tersebut.
Dia keberatan lantaran merasa bahwa apa yang dilakukan oleh bank tersebut tidak wajar.
Atas keberatan itu, lanjut Martina, pihak BRI Unit Slamet Riyadi Ruteng menjelaskan bahwa potongan dana tunjangan setifikasi itu dilakukan untuk menutupi angsuranya selama 4 bulan.
“Saya sangat kaget mendengar penjelasan itu. Karena itu saya komplain. Tapi, mereka bilang, kalau mau komplain silakan ke bendahara UPTD, jangan ke bank. Karena, uang itu ada di bendahara dan tidak pernah stor ke bank,” ujarnya.
Atas dasar itu, dia pun menemui AR selaku bendahara UPTD Langke Rembong untuk mengkonfirmasi keterangan pihak bank tersebut.
Hasilnya, AR selaku bendahara UPTD mengaku telah menggelapkan uangnya.
“Karena itu, saya minta dia segera kembalikan uang itu. Kalau tidak, saya akan lapor ke Polisi,”
Sementara, hingga berita ini diturunkan, AR belum berhasil dikonfirmasi. Wartawan sudah mendatangi Kantor UPTD Kecamatan Langke Rembong tempat AR bekerja tapi yang bersangkutan tidak ada.
“Dia barusan keluar (kantor) tadi pak,” kata seorang staf UPTD yang tak mau disebutkan namanya.
Tak berhenti di situ, wartawan pun berusaha menghubungi AR melalui telepon dan pesan singkatnya, tapi yang bersangkutan belum juga memberi konfimasi.
Terpisah, Pelaksana Harian (Plh) Kepala UPTD Pendidikan Langke Rembong, Simon Wanggu yang ditemui VoxNtt.com di ruangan kerjanya Rabu (2/8/2017) mengaku sudah mengetahui hal itu.
“Kami sudah bahas di tingkat kabupaten bahwa bendahara ini sudah nyata-nyata makan uang dan siap membayar katanya. Sehingga saya tadi sudah menghadap kepala dinas (pendidikan) supaya segera buat pernyataan AR ini; bendahara yang makan uang. Jadi, memang bendahara sudah akui bahwa dia makan uang,” jelasnya.
Sebab itu, pihaknya sedang berusaha mencari jalan keluar agar masalah itu selesai.
“Langkah yang kami tempuh; Pertama, kami sudah BAP (berita acara pemeriksaan) beliau. Yang berikut nanti kami akan tempuh langkah membuat pernyataan di hadapan ratusan guru disaksikan oleh pihak BRI Cabang Ruteng. Kita rencanakan hari Senin (7/8/2017) tapi karena Kadis bilang mungkin hari Senin itu ada rapat di DPRD, maka kami tunggu waktunya beliau saja,” ujarnya. (Ferdiano Sutarto Parman/AA/VoN).