Kefamenanu,Vox NTT-Moment datangnya musim kemarau bagi masyarakat kabupaten TTU seperti menjadi momok yang menakutkan.
Pasalnya setiap musim kemarau, masyarakat yang tersebar di 24 kecamatan di kabupaten tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh demi mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pihak PDAM Tirta Cendana sebagai satu-satunya perusahaan daerah yang mengelola distribusi air bersih bagi warga di wilayah perbatasan RI-RDTL tersebut pun sering menuai sorotan lantaran dinilai tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggan.
Seferianus Kosat, Kepala Bagian Teknik di PDAM Tirta Cendana saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Selasa (10/10/2017) mengaku saat ini pemenuhan kebutuhan air bagi sekitar 4071 warga mengalami kendala .
Ia beralasan hal tersebut terjadi lantaran pada musim kemarau terjadi kekeringan pada 2 dari 3 sumber mata air yang selama ini digunakan untuk menyuplai air bersih bagi pelanggan.
“Selama ini ada 3 sumber mata air yang kita gunakan yakni sumber air dari Mutis, sumber air Taekas (desa Taekas) serta sumber air Leten (desa Taekas) tetapi kalau pas musim kemarau yang bisa kita pakai hanya sumber air Mutis karena 2 yang lainnya debitnya sudah tidak mampu untuk suplay kebutuhan air bersih lagi,” tegasnya.
Ia menambahkan untuk menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga, pihaknya membangun 8 reservoir yang tersebar di beberapa titik.
Ke 8 reservoir tersebut diantaranya Reservoer Oelneke,Reservoer Km.9, Kensulat, Benpasi, Kartini,air bak, RSUD,Tunbakun serta Peboko.
Lebih lanjut Kosat menambahkan bahwa saat ini pihaknya sudah membangun sebuah reservoir induk di desa Noepesu kecamatan Miomafo Barat.
Ia berharap agar dengan dibangunnya reservoir induk tersebut maka pengeluhan pelanggan dapat teratasi.
“Masyarakat kita harap untuk bersabar, kita yakin jika reservoir induk sudah mulai digunakan maka pengeluhan pelanggan pasti bisa terselesaikan,” ungkap Kosat yang saat itu didampingi oleh Kepala satuan pengawas Interen Bonefasius Bata. (Eman Tabean/AA/VoN)