Ende, Vox NTT- Pesta pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT akan berlangsung di tahun 2018 mendatang.
Setahun sebelum Pilgub itu, sejumlah petani di Kabupaten Ende secara tegas menolak sikap calon pemimpin yang suka tebar janji.
Pasalnya, calon Gubernur sekarang suka melunak hati masyarakat dengan janji politik. Tren ini menurut para petani dianggap jemu.
Ferdinandus Mari, petani asal Maukaro menyatakan janji-janji manis yang kerap dilontarkan calon pemimpin merupakan kebohongan besar dalam pesta demokrasi di NTT.
Ia menyakini, jika ada calon yang melontarkan banyak janji biasanya tidak direalisasikan.
“Biasanya, banyak petani yang keluhkan saat ada kunjungan. Tapi tidak dibuktikan,”kata Ferdinandus saat ditemui di Ende, Kamis (02/11/2017) sore.
Tipe atau gaya pemimpin semacam ini, jelas dia, justru tidak membawakan perubahan.
Baca Juga: Ini Sosok Gubernur NTT yang Diinginkan Petani di Nagekeo
Ia menegaskan, para petani butuh pemimpin yang merakyat dan berkomitmen untuk membangun daerah.
“Kita sudah bosan dengan janji-janjinya. Dan kita tolak pemimpin yang suka janji. Kita butuh pemimpin yang mau membawa masyarakat yang lebih baik,”ujar Ferdinandus.
Hal senada diungkapkan, Serilus Nggale, petani asal Kecamatan Detukeli yang ditemui VoxNtt.com di Desa Watunggere belum lama ini.
Ia mengatakan, tren janji politik juga kerap dilontarkan bakal calon DPR.
“Dan kalau mereka turun ke basis selalu janji ini itu. Ada yang janji bangun jalan, ada yang janji sumbang ini itu, pokoknya banyak,”kata Nggale.
Program peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, menurut dia, adalah modus besar calon pemimpin untuk mendapatkan suara.
Setelah menjadi Gubernur atau DPR janji-janji politik mubazir sendiri.
“Kerja nyata itu yang kita harapkan. Kami petani tidak berharap banyak, tapi kami ingin ada pemimpin yang betul pro rakyat. Kami butuh kerjanya bukan janji,” tutur dia.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba