Borong, Vox NTT– Insiden kebakaran yang menewaskan empat orang di Bealaing, Desa Bangka Pau, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) seakan sudah ada sinyal dari mimpi malamnya.
Melkior Namat, salah satu korban dalam kebakaran yang terjadi pada Jumat, 8 Desember 2017, sekitar pukul 03.00 Wita itu, sebelumnya dikabarkan ada mimpi buruk.
Geradus Madur, kaka kandung korban kepada VoxNtt.com, menceritakan isi mimpi itu sebelum ajal menjemput adiknya.
Kata Geradus, Melkior bermimpi mobil dump truck milik mereka menabrak anak kecil.
“Sebelumnya, dia (Melkior) ada mimpi tidak baik. Mobil dump truck di rumah ada tabrak anak kecil. Makanya tadi malam dia undang saya untuk buat acara ‘Teing Hang’ (kasih makan leluhur),” kata Geradus.
Menurut dia, ritus adat Manggarai semalam itu dinamakan “Teing hang kando nipi da’at” (ritus membuang sial lewat mimpi buruk).
Di balik ritus itu, keluarga Melkior berharap agar mimpi buruk tidak menjadi sebuah kenyataan. Bahkan, segera dijauhkan dari kehidupan mereka.
Geradus mengaku, upacara “Teing Hang” itu diikuti semua keluarga Melkior. Tak ketinggalan anak-anaknya juga dilibatkan.
Terpisah, Lodo Vikus Yosep San, anak kedua dari Melkior membenarkan semua keluarga mereka ikut dalam ritus “Teing hang kando nipi da’at” itu.
“Kami semua hadir tadi malam. Tetapi kami pulang memang ke Borong usai acara,” ujar San.
Setelah mengikuti ritus itu, San sempat mengajak ibundanya untuk ke Borong. Ibundanya yang salah satu korban tewas sempat menyetujui ajakan San.
Kendati sempat setuju, namun kemudian ibunya menolak dengan alasan ada kesibukan di rumah. Selanjutnya, San meneruskan perjalanan ke Borong.
Tak hanya mimpi buruk itu, sebelumnya pula Melkior selalu mengingatkan mobil mereka yang ikut terbakar di Kantor Kejaksaan Negeri Manggarai beberapa waktu lalu.
Ayah San selalu mengeluh lantaran pihak Kejaksaan Negeri Manggarai belum mempertanggungjawabkan mobil yang terbakar tersebut.
“Kami selaku pmilik pelanggaran merasa diabaikan. Pihak kejaksaan tidak bersedia bertangggung jawab. Kejadian buruk itu selalu ada dalam pikiran bapak. Bapak selalu pikir tentang mobil itu. Makanya selalu terbayang. Sampai kendaraan juga terbawa dalam mimpinya bapak,” kata San.
Dikabarkan sebelumnya, salah satu dari empat korban itu adalah bayi yang berusia sekitar satu tahun atas nama Leonel Alexander Namat.
Tiga korban lainnya, masing-masing, Melkior Namat, Yovita Di, Margareta Sunarti.
Leonel sendiri tewas dalam pelukan ibundanya, Margereta Sunarti di kamar tidur. Saat ditemukan mereka dalam posisi sedang berpelukan.
“Leonel bayi yang meninggal bersama ibunya di kamar. Mereka tewas tekapar dalam kamar. Keduanya dalam posisi pelukan,” ujar Paul Palu warga Bea Laing kepada VoxNtt.com di lokasi, Jumat siang.
Diceritakan Paul, peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 03.00 Wita dini hari.
“Kami masih tidur. Kaget dengar suara teriakan minta tolong. Kami yang ada di sekitar pun serentak bangun dan langsung cek di sumber suara itu. Sampai di sini kami kaget, api sudah menyala besar. Kami semua pun mengambil air untuk memadamkan api. Tetapi karena lidah api sangat besar. Mereka tidak bisa diselamatkan,” cerita Paul.
“Pas api berhasil dipadamkan, kami melihat ke empat orang dalam rumah sudah tewas terbakar. Tubuh mereka hangus terbakar api. Melkior Namat tewas di kamar mandi saat ambil air untuk siram. Tetapi tidak bisa. Istrinya Yovita tewas di kamar tidur mereka. Sementara Icek, menantu Melkior tewas bersama anaknya Leonel tewas di kamar tidur. Keduanya tewas saat berpelukan. Kami berusaha selamatkan mereka namun kekuatan api lebih besar,” katanya.
Paul menceritakan, rumah milik Melkior yang hangus terbakar itu berdindingkan papan. Sedangkan rumah di bagian belakangnya dibangun lantai dua dengan tembok permanen.
Isak tangis histeris keluarga membuat suasana menyedihkan. Mereka merasa kehilangan dan seakan tidak terima dengan kepergian keempat korban tersebut.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, keempat korban yang tewas kemudian diantar pihak kepolisian bersama keluarga ke RSUD Ruteng untuk diperiksa lebih lanjut.
Dikabarkan, sesudah diperiksa korban dikembalikan ke kediaman keluarga di Bea Laing untuk dimakamkan.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba