Borong, Vox NTT- Ketua Presidium Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) Pastor Vinsensius Darmin Mbula, menyoroti kondisi pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Pastor Darmin, ada banyak sekolah sebagai tempat mengenyam pendidikan di Matim hingga kini dalam kondisi memprihatinkan. Sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) di berbagai sekolah tersebut masih sangat minim.
Parahnya lagi lanjut dia, di kabupaten yang sedang dipimpin Bupati Yosef Tote itu, keadaan bangunan sekolah banyak yang rusak, buku-buku pembelajaran masih kurang, dan akses terhadap internet tidak ada. Selain itu, listrik di sekolah-sekolah itu pun tidak ada.
Di Matim, kata Pastor Fransiskan anggota Ordo Fratrum Minorum (OFM) itu, suasana pembelajaran yang baik dan berkualitas nyaris tidak ditemukan.
“KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) semakin tidak masuk akal: KKM di atas 75, tetapi anak-anak tidak punya kecakapan membaca, menulis, menghitung dan menalar,” ujar pakar pendidikan yang bergelar Doktor tersebut kepada VoxNtt.com, Rabu malam (07/08/2018).
Padahal menurut Pastor Darmin, KKM semacam ini membuat anak-anak malas belajar.
“Belajar tidak belajar, saya dapat KKM 75. Inilah sejumlah kondisi sekolah-sekolah kita Matim,” ujar dia.
Sorotan Pastor yang berasal dari Benteng Jawa, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Matim itu sebagai respon atas pemberitaan VoxNtt.com terkait kondisi SDN Watu Lando yang kian memperhatinkan.
Pasalnya, sejak berdiri selama 5 tahun lalu kondisi bangunan sekolah yang berlokasi di Kampung Lando, Desa Lamba Keli, Kecamatan Lamba Leda itu tak kunjung diperhatikan serius oleh Pemkab Matim.
Hingga kini, SDN Watu Lando masih menggunakan gedung darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Ruangan kelasnya terbuat dari bambu. Lantainya tanah dengan berdindingkan anyaman bambu. Kendati atapnya menggunakan sink, namun masih belum permanen.
Baca: Ditelantarkan, SDN Watu Lando Nasibmu Kini
Parahnya lagi, akibat hujan lebat disertai angin kencang pekan lalu, bangunan SDN Watu Lando ambruk. Akibatnya, siswa kelas 1,2, dan 3 terpaksa diliburkan lantaran keterbatasan ruangan belajar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Matim Frederika Soch beralasan, anggaran di Dinas PK Matim sangat terbatas. Itu sebabnya sekolah tersebut belum dibuatkan gedung permanen.
Baca: Terkait Pernyataan Kepala SDN Watu Lando, Begini Respon Kadis PK Matim
Menurut Pastor Darmin, dalil tidak ada dana dan anggaran telah menyebabkan banyak sekolah yang semakin ditelantarkan, bukan hanya SDN Watu Lando.
Dikatakan, di Kabupaten Matim membuka sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA dan SMK semakin menjamur.
Tragisnya, sekolah-sekolah tersebut semuanya diserahkan kepada orang tua dan masyarakat.
Padahal lanjut Pastor Darmin, masyarakat sudah memberikan tanahnya dengan cuma cuma dan membangun gedung seadanya. Tetapi pemerintah malah terus berkeluh kesah tidak ada dana dan anggaran.
Penulis: Adrianus Aba