Mbay, Vox NTT- Jika Anda bertandang ke Desa Alorawe, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo pasti menyaksikan kisah pilu.
Betapa tidak, sudah puluhan tahun lamanya jembatan penghubung Desa Alorawe dan Desa Dhereisa belum dibangun oleh pemerintah.
Warga yang hendak ke Kota Mbay maupun ke Pasar Boawae dan sekitarnya terpaksa harus berjalan kaki melintasi Kali Aesesa yang lebarnya kurang lebih 100 meter kedalaman air sekitar dua meter.
“Kami sudah puluhan tahun sudah biasa melintasi kali ini. Karena kali ini jalan satu-satunya kami lewati. Mau silih tidak bisa. Kalau banjir pasti kami tidak bisa lewat,” kata Adrianus Aku, seorang warga Desa saat ditemui di Desa Alorawe, Selasa (20/02/2018).
Adrianus mengatakan, sebanyak 469 lebih penduduk tinggal di Desa Alorawe.
“Sampai saat ini belum ada korban jiwa. Hanya nyaris arus bawah. Namun bisa tertolong oleh warga setempat,” ujarnya.
Dia mengaku, warga kesulitan melintasi Kali Aesesa saat memasuki musim hujan.
“Masuk musim hujan kita tidak bisa jalankan pasar untuk jual hasil komoditi kita. Karena banjir. Kalau banjir kita tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Adrianus.
Menurutnya apabila jembatan penghubung dua desa tersebut dibangun, pasti akses transportasi bakal lancar. Perekonomian masyarakat pun bisa dipastikan meningkat.
“Olehnya kami minta Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Pusat, bisa membangun jembatan di Kali Aesesa. Sehingga kami bisa muat hasil komoditi kami,” pintah Adrianus.
Disaksikan VoxNtt.com, Selasa (20/2/2018), warga yang hendak melintasi di Kali Aesesa menuju Kampung Alorawe maupun sebaliknya pasti menyiapkan pakaian ganti. Hal itu karena harus melewati air kali yang dalam dan pakaian tentu saja basah.
Sementara warga yang menggunakan kendaraan roda dua, ada yang memarkir di sebelah kali. Ada pula yang bergotong-royong memikul sepeda motor mereka untuk menyebrangi Kali Aesesa munuju Desa Alorawe maupun sebaliknya.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Adrianus Aba