Larantuka, Vox NTT-Petani atau pengerajin kopra di desa Bantala, Kecamatan Lewolema (Flotim) keluhkan harga kopra yang turun sangat drastis hingga mencapai Rp. 5.000,00 per Kg.
Turunnya harga kopra ini membuat beberapa petani kopra di Lewolema, beralih profesi menjadi tukang ojek dan mengurusi kebun.
Emanuel Bala Kelen kepada voxnnt.com,Kamis, (22/02/2018), mengatakan dirinya lebihmemilih jadi tukang ojek dan mengurusi kebun lantaran harga koprayang tidak sebanding dengan proses usaha menghasilkannya.
“Kalau buat kopra, kita mesti panjat dulu, membelah buahnya, kemudian mengeringkannya di matahari. Proses menghasilkan kopra membutuhkan tenaga yang sangat banyak dan rentang waktu yang relatif lama, sekitar satu atau dua minggu. Harga kopra sekarang tidak sebanding dengan usaha yang kita hasilkan” demikian keluh Eman kepada VoxNtt.com.
Mensi Hoa Kelen yang sudah lama menekuni bisnis sebagai penimbang kopra di wilayah desa Bantala (Lewolema), mengaku turunnya harga kopra di tahun ini sangat tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Harga kopra tahun ini turun sangat jauh dan tidak biasanya. Dulu harga kopra biasanya jatuh berkisaran di harga Rp. 7.000,00 – Rp. 8.000,00 per Kg. Tahun ini harga kopra turun hingga Rp. 5.000,00 per Kg”,ungkap Mensi kepada voxntt.com,Kamis (22/02/2018), siang.
Mensi, mengatakan harga kopra mulai turun di awal tahun 2018. Pada akhir tahun 2017 harga kopra cenderung stabil berkisaran 9.000 per Kg.
Memasuki bulan Januari tahun 2018, harga kopra mulai turun berkisaran 7.000,00 Per Kg. Sejak itu, harga kopra terus turun dan tidak mengalami kenaikan harga.
“Hingga saat ini, harga kopra bertahan berkisaran Rp. 4.500,00 per Kg-Rp. 5.000, 00 per Kg” ungkap Mensi.
“Jika harga kopra turun lagi maka saya tidak akan berani melanjutkan bisnis sebagai penimbang kopra sebab pastiakan mengalami kerugian”, tandasnya.
Sejauh pantauan VoxNtt.com masyarakat petani kopra di desa Bantala (Lewolema) menimbun kelapanya di halaman rumah.
Turunnya harga kopra menyebabkan nilai jual buah kelapapun ikut turun, dari harga Rp. 3.000,00 per ikat, turun menjadi Rp. 1.500,00 Per ikat.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K