Kefamenanu,Vox NTT-Sejak 4 April 2018 lalu, TNI dari Kodim 1618/TTU bekerja sama dengan Polres setempat telah menggelar kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di wilayah perbatasan RI-RDTL, tepatnya di Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat.
Dalam kegiatan yang direncanakan akan digelar selama satu bulan tersebut, anggota TNI-Polri bersama masyarakat akan membangun tiga proyek fisik.
Ketiganya antara lain; pembukaan jalan baru sepanjang 2.750 meter, pembuatan irigasi di lokasi persawahan Lil Manu sepanjang 353 meter, dan membangun jembatan berukuran 6×4 meter.
Selain itu juga akan digelar sejumlah penyuluhan terkait bela negara.
Pada Selasa, 10 April 2018, VoxNtt.com dan tiga awak media lainnya turun melihat aktivitas dari para anggota TNI dan Polri di lokasi kegiatan yang berjarak sekitar 33 km dari kota Kefamenanu itu.
Dengan menumpang mobil milik Kodim 1618/TTU, para awak media bersama dengan dua anggota TNI berangkat dari Kota Kefamenanu sekitar pukul 08.00 Wita.
Untuk menuju Desa Inbate, bisa melewati beberapa jalur. Namun para awak media memilih melewati Kelurahan Kefa Utara menuju ke Desa Oenenu, seterusnya ke Nimasi dan tiba di Desa Inbate.
Setelah kurang lebih 35 menit melewati medan jalan yang cukup menantang dan melintasi sungai, akhirnya tiba di Desa Inbate.
Saat tiba di sana, para awak media langsung menemui Kepala Desa Inbate, Nikolas Tfunit guna memperkenalkan diri sekaligus meminta agar bersama-sama turun ke lokasi kegiatan.
Setelah berbincang selama kurang lebih 20 menit di rumah kepala desa, para awak media pun langsung mengunjungi lokasi pembangunan jembatan dan pembukaan ruas jalan baru.
Saat tiba di sana, tampak sekitar 20 anggota TNI dan Polri, serta masyarakat yang sementara mengerjakan bentangan jembatan.
Sementara untuk ruas jalan baru sepanjang 2750 meter menuju ke lokasi persawahan sudah selesai dikerjakan sejak beberapa waktu lalu.
Kepala Desa Inbate, Nikolas Tfunit saat diwawancarai VoxNtt.com mengaku senang dengan adanya pembukaan jalan baru dan pembangunan jembatan menuju areal persawahan tersebut.
Menurutnya, selama ini untuk pergi ke lokasi persawahan, masyarakat harus melintasi dua sungai dan satu desa. Sehingga jika musim penghujan petani bisa tertahan hingga tiga atau empat hari lantaran tidak bisa menyeberangi banjir.
“Kami sangat berterima kasih karena memang selama ini masyarakat cukup susah kalau mau pergi ke lokasi sawah Lil Manu, karena harus langgar 2 sungai dan putar lagi lewat Desa Sono, ke depan pasti kami akan lebih mudah lagi,” tuturnya.
Usai berdialog dengan kepala desa, para awak media pun langsung melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi lokasi pengerjaan irigasi di lokasi persawahan Lil Manu melalui ruas jalan baru yang dibuka oleh anggota TNI beberapa waktu lalu.
Medan yang cukup terjal lantaran harus melalui tanjakan yang menantang memaksa para awak beberapa kali terpaksa berjalan kaki.
Setibanya di lokasi persawahan, tampak bentangan tanaman padi yang sudah mulai menguning di beberapa sudut areal persawahan.
Di sudut kiri sawah tepatnya di pinggir kali, puluhan anggota TNI-Polri dan masyarakat sementara bahu-membahu membangun saluran irigasi. Tampak pengerjaannya sudah selesai di atas 50 persen.
Antonius Kaet, salah seorang warga Desa Inbate yang saat itu juga sementara bersama dengan anggota TNI mengerjakan saluran irigasi kepada VoxNtt.com menjelaskan, persawahan di lokasi Lil Manu sudah dikelola oleh masyarakat sejak tahun 2000 silam.
Sejak awal dikelola, jelas Antonius, para petani hanya mengandalkan saluran irigasi yang dibuat sendiri.
Ia pun mengaku lokasi sawah tersebut selama ini hanya dikelola sekali dalam setahun. Sebab itu, dia berharap dengan adanya saluran drainase yang dibangun ini, maka masyarakat bisa mengelola dua kali dalam setahun.
“Dulu kami biasanya gali sendiri saluran biar air bisa masuk ke sawah, tapi sekarang kami tidak akan capek lagi karena sudah ada saluran irigasi permanen. Terima kasih buat pak tentara dan semua yang sudah bantu kami,” tutur Antonius dengan mimik menunjukkan kebahagiaan.
Selanjutnya, para awak media pun menyempatkan diri berbincang sejenak dengan anggota TNI maupun masyarakat yang sementara sibuk bekerja, sebelum akhirnya pamit untuk kembali ke Kota Kefamenanu.
Saat dalam perjalanan pulang, di depan rumah salah seorang warga tampak ada pemandangan yang cukup menarik.
Sekitar 5 orang masyarakat desa tampak sementara makan siang bersama dengan para anggota TNI.
Meski para masyarakat tersebut hanya mengenakan pakaian seadanya dan beberapa anggota TNI masih berpakaian seragam, namun tidak nampak ada kecanggungan di antara mereka.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Adrianus Aba