Borong, Vox NTT-Salah satu oknum aparat Desa Golo Wune, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur Yohanes Rohos diduga telah melakukan pungutan liar (pungli) uang bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada sejumlah warga beberapa bulan lalu.
Yohanes Rohos dikabarkan telah memotong sejumlah Rp 50.000 kepada setiap penerima bantuan PKH tanpa ada kesepakatan sebelumnya.
“Modusnya, dia suruh untuk kumpulkan kartu PKH milik beberapa warga dan dia yang pergi cairkan dana itu di BRI Mano. Dia pergi dengan motor. Pulangnya itu, dia potong 50 ribu per kepala. Sebenarnya kami terima 500 ribu. Tetapi, dia kasih di kami 450 ribu saja,” kata salah seorang Desa Golo Wune yang meminta namanya tidak dimediakan kepada VoxNtt.com di Heso, Minggu (15/04/2018).
Sumber itu mengaku, sebenarnya dia sudah melaporkan pemotongan itu kepada media massa, tetapi ada oknum yang melarangnya.
“E pa, ami ata bodok hoo toe ngance tombo do. Ata tiba keta kali. Bo kecewa lite, mese bail potong seng situ lise (Pak, kami masyarakat yang bodoh ini tidak bisa banyak komentar. Kami ini terpaksa terima saja. Kami memang kecewa. Terlalu besar pemotongannya),” keluh sumber yang juga sebaga salah satu penerima bantuan PKH itu.
Padahal, jika ia menghitung jarak Mano ibu Kota Kecamatan Poco Ranaka dengan Desa Golo Wune masih dekat.
“Kesepakatan awalnya, itu potong 20 ribu saja. Itu untuk uang bensin. Ini pa, potong besar sekali. Padahal kami ini orang miskin, tambah dibuat miskin,” aku sember tersebut.
Dia mengaku, Yohanes Rohos memotong uang sebesar Rp 50.000 kepada 12 orang penerima, yang jika dihitung totalnya mencapai Rp 600.000.
Menurutnya, total tersebut malah lebih banyak yang diterima Yohanes Rohos ketimbang penerima PKH yang hanya berjumlah Rp 450.000.
“Menurut pa, biaya transportasi dari sini ke Mano itu 600 ribu satu hari itu pas atau tidak? Kami semua kecewa sekali. Padahal dia itu aparat desa, tetapi malah peras kami yang miskin lagi,” ujarnya.
Sebab itu, dia berharap kepada pengurus PKH tingkat Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Sosial agar menindaktegas ulah Yohanes Rohos.
“Kami minta pa muat ini di media supaya pemerintah yang di atas bisa tindak tegas aparat desa kami itu. Syukur kami bisa bertemu wartawan untuk lapor ini. Sudah keterlaluan dia. Kami sakit hati sekali. Pokoknya dia harus ditindak tegas atas perbuatannya,” ujarnya kecewa.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Yohanes Rohos belum berhasil dikonfirmasi. Terhitung sudah dua kali pada Senin (16/04) dan Selasa (17/04) media ini mendatangi Kantor Desa Golo Wune, namun tak mendapati satu orang pun sedang beraktivitas di sana.
Kepala Dinas Sosial Manggarai Timur Maksi Ngkeros pun belum berhasil mendapatkan jawaban konfirmasi, kendati sudah dikontak melalui teleponnya dan juga pesan singkat (SMS).
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba