Borong, Vox NTT-Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Manggarai menduga ada konspirasi besar di balik lambannya penanganan kisruh guru THL di Kabupaten Manggarai Timur.
Salah satu koordinator aksi demonstrasi GMNI Cabang Manggarai, Firman Jaya menduga persengkokolan tersebut terutama antara Bupati Matim Yosep Tote dan Kadis PK Frederika Soch.
“Bupati Matim Yosep Tote tidak kunjung menjalankan rekomendasi Komisi C DPRD. Sehingga patut diduga telah terjadi konspirasi besar antara Kadis Frederika dan Bupati Yosep Tote,” tegas Firman dalam orasinya saat aksi unjuk rasa di Borong, Selasa (08/05/2018).
Dalam orasinya pula Firman Jaya mengatakan, sampai dengan saat ini Bupati Tote tidak pernah menyikapi permasalahan yang sedang dihadapi guru THL.
Dia bahkan menilai, kebijakan yang diambil Kadis PK Matim yang memecat dan tidak mengirim gaji ke rekening 23 orang guru THL merupakan keputusan yang sangat prematur.
“Apabila dalam waktu 3 kali 24 jam Bupati Matim tidak menindaklanjuti tuntutan pengunjuk rasa, kami akan mendudukan kembali kantor Bupati Manggarai Timur,” tegas Firman.
Kadis PK Matim, kata dia, seharusnya memberikan klarifikasi dan bukan langsung melakukan pemecatan dan tidak mengirim gaji ke rekening, hanya dengan alasan sakit hati kepada guru THL yang tidak mengikuti perintah pimpinan.
“Kami menilai bahwa Kadis PK bersama pemerintah sengaja membuat keputusan secara otoriter, sehingga membuat guru di Matim menjadi korban dari kebijakan yang sangat sepihak. Kadis P dan K Matim juga telah melanggar pasal 18A poin 2 tentang keuangan yang harus dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan UU,” tegasnya.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba