Labuan Bajo,VoxNtt.com -Puluhan penyelam dikerahkan untuk membersihkan sampah di sekitar Labuan Bajo.
Dalam kegiatan bertajuk Gerakan Budaya Bersih yang merupakan kerja sama antara Kemenko Maritim, Kemenko PMK dan Pemkab Manggarai Barat serta Dive Operator Community Komodo (Dock) ini, sampah plastik seberat 482 kg berhasil diangkat dari laut sekitar Labuan Bajo.
Kegiatan yang berlangsung Sabtu(10/12) kemarin ini mengusung tema “Dive for Debris-Save Our Sea” melibatkan puluhan penyelam dari berbagai Negara Dunia.
Keterlibatan para penyelam lintas negara ini merupakan bagian dari kepedulian pada kebersihan laut di Taman Nasional Komodo sebagai salah satu kawasan tempat menyelam terbaik di dunia.
Deputi Bidang SDM, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin dalam sambutannya saat melepas tim penyelam mengatakan, masalah sampah khususnya sampah plastik saat ini telah menjadi masalah yang mendunia.
Menurut Burhanudin, selain gerakan nyata menjaga kebersihan, budaya bersih juga harus terus didorong dalam mengatasi masalah sampah.
“Masalah sampah plastik sudah menjadi masalah global, kita harus bergerak dengan tindakan nyata. Tidak hanya dengan gerakan bersih, tapi juga mendorong budaya bersih serta pengelolaan sampah. Lautan bukan tempat sampah.”kata Burhanudin di Labuan Bajo,Sabtu (10/12).
Pada kesempatan terebut, dia juga mengajak semua elemen di Manggarai Barat untuk bekerja sama dan tidak saling menyalahkan dalam mengatasi sampah di daerah itu.
“Pemerintah, wisatawan, tour operator dan masyarakat harus bekerja sama dan jangan saling menyalahkan untuk mengatasi masalah sampah.”tegasnya.
Selain melakukan kegiatan di laut, siswa sekolah dasar dan berbagai elemen masyarakat juga ikut kerja bakti membersihkan kawasan pantai dan pelabuhan.
Total sampah yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diproses sebagaimana mestinya adalah 1370 kg, dengan komposisi sampah plastik laut 482 kg, 888 kg di darat dimana 779 kg (87,7%) adalah sampah non organik dan sisanya 109 kg (12,3 %) adalah sampah organik.
Untuk diketahui, Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua penghasil sampah plastik laut setelah China. Sampah plastik selain merusak ekosistem juga mengancam keindahan alam yang juga menjadi asset obyek wisata. EYO