(Renungan Natal oleh Pastor Christian Igar, Pr)
Perayaan Natal Tahun ini agak lain. Ada banyak ketakutan dan kecemasan. Ada yang tidak nyaman mempersiapkan Natal karena ancaman terorisme.
Kondisi cuaca juga kurang mendukung. Tetapi semuanya itu tidak menghilangkan semangat dan harapan akan sukacita Natal. Sebab Kelahiran Yesus selalu membawa sukacita dan kegembiraan besar untuk semua orang,karena kedatangan-Nya membawa damai dan cinta.
Damai dan cinta yang dibawa Kristus memberi penghiburan besar kepada umat-Nya. Ia tidak berpangku tangan atas nasib hidup umat-Nya.
Kehadirannya mendatangkan kegembiraan, sorak-sorai dan sukacita besar, sebab dengan kehadiran-Nya, kuk yang menekan dan gandar yang di atas bahu serta tongkat si penindas telah dipatahkan. Demikianlah warta nabi Yesaya.
Hal yang kurang lebih senada juga diwartakan oleh St. Paulus dalam suratnya kepada Titus. Yesus yang adalah cahaya kemuliaan Allah datang untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan menguduskan kita sebagai umat kepunyaan-Nya sendiri yang rajin berbuat baik.
Karena itu, Tuhan minta kita untuk tinggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi yang menyesatkan.
Kelahiran Kristus adalah tanda solidaritas Allah atas situasi hidup manusia. Yesus lahir dalam kesederhanaan, kemiskinanan sebuah kandang binatang, bukan dalam suasana rumah yang mewah, yang gegap gempita. Itulah warta penginjil Lukas.
Solidaritas Allah yang nyata dalam Kelahiran Putera Tunggal-Nya ini sekali lagi hendak membuktikan bahwa Allah menepati janji-Nya dan sungguh jatuh cinta pada kita manusia.
Allah yang hadir dalam diri Yesus Kristus tidak meminta hadiah istimewa dari kita. Justru kelahiran-Nya merupakan hadiah paling istimewa bagi kita sekalian yang hidup-Nya dipenuhi dosa, diliputi beban hidup, kesulitan dalam diri, kegagalan dalam kerja, percecokan, pertengkaran dan pertikaian.
Hati kita juga mungkin dipenuhi dendam,iri hati,kedengkian dan tipu muslihat. Mungkin juga kita takut terjadi bencana alam karena cuaca yang buruk, takut karena ada isu bom, dll.
Semuanya itu membuat hidup kita tertekan dan menderita. Marilah kita serahkan semuanya pada Tuhan yang telah lahir dan ada diantara kita.
Tangan bayi Yesus yang terbuka menunjukkan bahwa Ia menerima semua kekurangan,keterbatasan,ketidaksempurnaan, ketakutan dan kecemasan kita.
Kelahiran Yesus memperbaiki segala yang rusak yang ada dalam hati dan pikiran kita juga menambah semua kekurangan yang ada dalam hidup kita. “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud”(Luk.2:10-11).***
*Romo Christian Igar, Pr adalah pastor paroki St. Petrus Colol, Keuskupan Ruteng, Manggarai, NTT