Jakarta,VoxNtt.com– Kementerian Keuangan melakukann sosialisasi Tax Amnesty ke tokoh-tokoh Kristen. Sebelumnya pihak Kementrian Keuangan melakukan sosialisasi ke beberapa kalangan masyarakat.
Dalam sambutannya, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani mengakui bahwa komunitas ini berbeda dengan yang biasanya diundang dalam sosialisasi masalah perpajakan.
Sri Mulyani Indrawati mengatakan selama tax amnesty belum berakhir, pihaknya mengaku akan terus menggelorakan dan mensosialisasikan program ini demi masa depan Indonesia.
“Ini tugas luar biasa berat, dan kami anggap untuk bisa mencapai tujuan RI, salah satu hal yang penting dalam rangka mencapai tujuan tersebut adalah mengumpukan pajak yang cukup sehingga cita-cita negara bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Sri Mulyani di Kantor Dirjen Pajak, Jakarta, Senin (16/1/).
Dihadapan para tokoh agama itu, Sri Mulyani mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke depan secara stabil, faktor Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sangatlah penting.
Mengenai APBN ini, Sri Mulyani menjelaskan faktor penerimaan pajak menjadi kunci utama, seberapa besar dan sehatnya penerimaan pajak sangat menentukan masa depan RI, salah satunya dalam mengurangi kesenjangan ekonomi.
“Mulai hari ini kami kumpulkan dari kelompok agama, sebelumnya dengan kelompok profesi, kita juga bertemu dengan sektor, tujuannya adalah supaya kami bisa memberikan pesan dan juga men-share persoalan yang sama, sehingga tidak ada satu perbedaan dalam melihat masalah,” Jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menganggap amnesti pajak merupakan pekerjaan paling besar yang harus dituntaskan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Karena itu, Direktorat Jenderal Pajak harus terus melakukan upaya untuk mensosialisasikan dan berdialog mengenai masalah perpajakan dengan semua elemen masyarakat.
Sosialisasi itu, menurut Sri Mulyani, ditujukan agar pemerintah bisa memberikan pesan dan mendiskusikan persoalan yang sama sehingga tidak ada suatu perbedaan dalam melihat masalah perpajakan, khususnya amnesti pajak.
“Dengan persamaan, kita bisa sama-sama menyetujui arah dari solusi yang ingin kita capai,” ungkapnya.
Sementara Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi, mengingatkan kepada para tokoh agama tersebut akan manfaat dan peluang program pengampunan pajak ini.
Ken juga meminta setelah acara sosialisasi ini berlangsung untuk menjelaskan dan turut mensosialisasikan ke para jemaat atau pengikutnya untuk mengikuti program ini.
“Sudah tinggal tiga bulan lagi, dan nanti tidak akan ada Tax Amnesty lagi. Kita manfaatkan waktu yang ada ini,” ujarnya.
Salah satu pemuka agama kristiani yang didapuk memberikan sambutan, Ephorus HKBP Darwin Lumban Tobing, mengapresiasi inisiatif pemerintah untuk mengajak berdialog seluruh elemen masyarakat, salah satunya umat kristiani, terkait amnesti pajak.
“terima kasih kepada pemerintah atas terselenggaranya acara ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kami,” ungkap Darwin
Darwin menyarankan Direktorat Jenderal Pajak agar juga memberikan sosialisasi di tingkat daerah atau wilayah dengan melibatkan perangkat-perangkat keagamaan di daerah.
“Kalau bias sosialisasikan amnesti pajak ini ke daerah. Kami sangat mendukung apa yang dilaksanakan pemerintah. Hal ini sangat baik dan konstruktif,” kata Darwin
Darwin pun mengajak para pendeta, pastor, dan semua pelayan gereja untuk berkontribusi dengan menyebarluaskan amnesti pajak kepada jemaatnya.
“Pajak bagi kita bukanlah hal yang tabu. Pajak, bukan pula hal yang harus dihindari melainkan suatu kewajiban yang harus ditunaikan. Tidak ada alasan bagi kita untuk menghindar dari pembayaran pajak.” Tutup Darwin. (Ervan Tou/VoN)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugeasteadi berfoto bersama usai memberikan sosialisasi tax amnesty kepada para pemuka agama kristiani di Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin, (16/01/2017).