Oleh: Rini Temala*
I’m Jealous of The Rain
(Labrinth: “Jealous”)
Awal ada di antara mata
Mata berkaca pertanda ada
Ada cara berlagak rasa
Rasa berkata adalah nyata
Nyata menjajah aku terluka
Lukai senja malam berwarna
Warnai gelap berakhir percuma
…
Percuma hujan jika musik tetap bernada
“Oh, i’m jealous of the rain”
Ruteng, 280117, 17:17
DUA
(Indonesia Tanah Air Beta)
Bukan siapa bersapa ramah
Cara bercanda akan terbaca
Bukankah mata segala berada?
Kata bersalah tak ada arah
Pada apa rakyat berpasrah?
Pada dua mereka bersua
Ruteng, 280117, 11:55
LELAKI
Lelaki…
Engkau berjanji untuk waktu aku bahagia
Tiap malam dalam damai aku berbaring
Tak ada saat aku menangis
Setiap senyum adalah tawa
Lelaki…
Aku bersandar pada peluhmu
Seakan nafas tak mungkin habis
Engkau tertatih menanti pasti
Pagi menyapa membawa beban
Sedikit menyangkal bukan dirimu
Semua nyata untuk putrimu
Lelaki…
Mencintaimu tak setebal rambut
Tidak lebih seadanya padaku
Sedikit jari bercincin dosa
Ruteng, 290117, 00:21
***
Rini Temala, anggota komunitas sastra hujan, Ruteng, NTT