Kupang, VoxNtt.com-Darryl Theovaldino Lopes (4), seorang bocah penderita Meningitis, radang syaraf otak masih terbaring lemas di penginapan sementara di Liliba, Kota Kupang.
Darryl demikian disapa merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Dionisius Lopez (29) dan Ibu Fildo Yorinda Tafuli (27) warga Kabupaten Belu, NTT.
BACA: Dompet Kemanusiaan untuk Darryl Lopez, Bocah Penderita Meningis di RS Siloam Kupang
Diceritakan Ibunya kepada VoxNtt.com saat mengunjungi Darryl di rumah keluarganya di Liliba Kupang, Senin (6/2/2017) malam, Derryl terkena sakit dan langsung koma sejak 2 (dua) bulan lalu terhitung sejak (4/12/2016) hingga sekarang.
Pada (4/122016) Derryl dilarikan ke rumah sakit (RS) Swasta Sitohusada Belu dan berpindah ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Belu (5/12/2016) untuk mendapatkan pelayanan dokter spesialis anak.
Belum sehari penuh di RSUD Belu, Si Derryl mungil dirujuk ke Siloam Kupang atas anjuran dokter, karena di RS. Siloam fasilitas dokter dan peralatannya lebih lengkap.
Derryl pun mulai dirawat di RS. Siloam pada (6/12/2016) sebagai pasien umum karena saat itu keluarga belum mengantongi kartu BPJS.
Walau BPJS sudah diurus dan mulai aktif (28/1/2017), namun orang tua Derryl dianjurkan untuk membawa pulang Derryl sementara waktu dan masuk lagi untuk melakukan perawatan lanjutan sebagai pasien BPJS, sebagaimana biasanya.
Anjuran pihak RS. Siloam ini tidak bisa diindahkan keluarga Derryl lantaran kondisi Derryl kala itu sedang kritis dan membutuhkan perawatan intensif.
Berdasarkan keterangan dokter di RS Siloam, sebagaimana diceritakan sang Ibunda mereka (dokter) sudah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi Derryl mengalami kerusakan syaraf permanen dan harus dirujuk ke RS. Sanglah Denpasar, Bali untuk melakukan rehab syaraf yang rusak.
Atas anjuran dokter ini kemarin, Senin (5/2/2017) keluarga Derryl memutuskan untuk keluar dari RS. Siloam dan kembali ke Atambua untuk melakukan perawatan di RSUD Atambua.
Keluarga, mempunyai keinginan besar untuk menerbangkan Derryl ke RS. Sanglah namun apa daya Derryl hanyalah seorang bocah yang lahir dari orang tua yang serba kekurangan.
Ibunda Derryl hanya seorang honorer kabupaten dengan upah rendah, sedangkan ayahanda seorang buruh kasar sambil kerja serabutan.
Sebelum keluar dari RS. Siloam saja orang tua Derryl mesti menanda tangani surat pernyataan di atas meterai untuk melunasi tunggakan perawatan Derryl selama 2 bulan senilai 40, 6 juta dalam kurun waktu 4 bulan ke depan.
Kepada media ini, Ibunda dan Ayahanda menyampaikan walau dengan kondisi keuangan yang sangat kritis, esok (7/2/2017) Derryl segera pulang ke Atambua untuk dirawat di RSUD Atambua.
Kedua orang tuanya sangat berharap, agar ada orang yang peduli dengan keadaan yang sedang dialami anak kesayangan mereka terutama membantu meringankan biaya perawatan lanjutan Derryl dan tunggakan di RS. Siloam. (Boni Jehadin/VoN)