Oleh : Pdt. Selfince P. Frare, S.Th
(Roma 6:1-11)
Apa yang dirasakan saat kita memandang salib Yesus? Sedih? Kecewa? Atau biasa-biasa saja?
Toh itu hanya kayu biasa yang dipasang horizontal dan vertikal. Apakah salib tidak berarti apa-apa dan tidak punya pengaruh bagi kehidupan kita?
Mungkin kita pikir karena tiap tahun kita rayakan paskah jadi peristiwa paskah menjadi sesuatu yang biasa saja.
Kalau berpikir demikian maka kita menjadi orang yang “mati rasa”. Semestinya kita malu karena kitalah yang seharusnya tergantung di salib itu, tangan dan kaki kita lah yang dipakukan, lambung kita lah yang ditombak, kita lah yang harus minum anggur asam dan kita lah yang harus mati bukan Yesus.
Tapi Yesus menerima semuanya itu tanpa protes. Cintanya terhadap manusia membuat Ia menjalaninya sampai tuntas, bukan setengah-setengah.
Salib itu membuat Yesus harus menanggung kematian rasa kita. Kematian rasa atas dosa dan pengorbanan bagi orang lain.
Ia rela turun ke dalam kerajaan maut namun pada hari yang ketiga Ia bangkit dari antara orang mati.
Tapi banyak orang meragukan kebangkitan Yesus. Mereka meminta bukti kalau Yesus benar-benar telah bangkit?
Apa fakta sejarah yang dapat membuktikan bahwa Yesus benar-benar telah bangkit? Ada sepenggal lagu dengan lirik “kubur kosong membuktikan Ia hidup” .
Menurut lagu tersebut, kubur yang kosong adalah bukti bahwa Yesus bangkit dan hidup. Akan tetapi bukti ini tidak cukup kuat karena orang bisa saja beranggapan kalau mayat Yesus dicuri.
Memang waktu itu ada berita bahwa mayat Yesus dicuri dan dicurigai yang mencuri adalah murid-murid Yesus.
Jadi kubur kosong belum cukup kuat untuk dijadikan sebagai bukti. Ada satu bukti nyata yang ditemukan langsung di TKP alias tempat kejadian perkara yaitu di kubur Yesus.
Bukti itu ialah kain kafan yg terletak di tanah dan kain peluh. INILAH BUKTINYA. Kalau misalkan ada yang ingin mencuri mayat Yesus, tidak mungkin dia pikul mayat yang sudah dikuburkan tiga hari tanpa sehelai kain pun. Itu kan tidak masuk akal.
Karena itu dugaan atau berita yang menyebar bahwa mayat Yesus dicuri itu TIDAK BENAR. Yesus bukan lupa kain kafan dan kain peluh-Nya tapi memang Ia sengaja meninggalkannya supaya menjadi bukti bahwa Ia benar-benar telah bangkit.
Yesus tahu bahwa nantinya kebangkitan-Nya akan menjadi kontroversial karena itu Ia meninggalkan bukti. Dan bukti itu merupakan fakta sejarah.
Kematian dan kebangkitan Yesus adalah fakta sejarah yang mesti diimani oleh setiap kita yang adalah pengikut Kristus.
Tidak hanya diimani tapi juga dihayati supaya dapat merubah cara pandang kita terhadap hidup. Yakni hidup bukan untuk diri sendiri tapi hidup untuk Kristus.
Oleh karena itu, maukah kita memberi bahu kita untuk pikul salib sebagai bentuk penyesalan dan pertanggungjawaban kita atas pengorbanan Yesus? Selamat merenungkan dalam merayakan momen PASKAH. TUHAN MEMBERKATI.