Borong, Vox NTT– Dominikus Tutu, warga Wangkung desa Sita kecamatan Rana Mese mengatakan, sudah lima tahun tanaman kakao milik petani di tempat itu diserang hama dan penyakit busuk buah. Sayangnya, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (Pemkab Matim) seakan tidak peduli.
Dia mengaku akibat diserang hama dan penyakit, produksi kakao mereka selama lima tahun terakhir juga menurun.
“Ini sudah lima tahun hasil panen kakao menurun. Itu karena buahnya lebih banyak yang busuk. Isinya keras dan menghitam. Penyakit ini sudah berlangsung lama,” kata Domi.
Padahal kata dia, tanaman kakao cukup membantu petani di Wangkung untuk menopang ekonomi keluarga.
“Tetapi sekarang, karena banyak buah yang rusak, kami cukup susah. Sebelumnya kami bisa beli beras dengan jual cokelat. Sekarang sangat kurang. Tidak bisa bantu lagi,” tukas Domi.
Produksi kakao menurun akibat diserang hama dan penyakit buah busuk ternyata tak hanya terjadi di Wangkung-Rana Mese , tetapi juga di tempat lain di Matim.
Anton Rango petani asal desa Lento, Kecamatan Poco Ranaka juga mengeluh dengan penyakit tersebut.
Dia mengatakan sudah lama tanaman kakao diserang penyakit busuk buah. Akibatnya hasil panen kakao semakin berkurang.
“Mau mengeluh kepada siapa. Di Matim tidak ada pegawai lapangan unttuk mengecek kondisi tanaman para petani di desa. Kalau pun ada mungkin mereka tidak tahu,” kata Anton.
Dikatakan, hingga saat ini belum ada penyuluhan dari pemerintah untuk mengatasi dan menghilangkan hama dan penyakit kakao milik petani.
“Diharapkan ke depan, pemerintah lebih peka dan responsif menangani kendala-kendala yang dialami petani di lapangan. Apalagi kita kan mayoritas penduduk sebagai petani,” katanya.
“Sebenarnya pertanian menjadi fokus pemerintah. Coba sesekali turun lapangan. Biar tahu apa kendala yang dihadapi petani. Informasikan tidak bisa datang sendiri di kantor,” tambah Anton.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Dinas Pertanian Matim belum berhasil dikonfirmasi. (Nansianus Taris/VoN)