Ende, Vox NTT-Warga Desa Penyangga Kelimutu dan sebagai penjaga destinasi, kelompok sampah men Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende berkomitmen mengurangi sampah dengan pelatihan daur ulang.
Pelatihan daur ulang dari barang bekas sebagai sebuah solusi untuk menangani sampah di kawasan danau tiga warna Kelimutu.
“Kita ingin Kelimutu indah dan bersih dari sampah. Karena itu kita bekerja sama dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa yang didukung oleh Swisscontact Wisata untuk melakukan training terkait daur ulang sampah kepada ibu-ibu dan kaum muda,” demikian tutur Ketua Sampah Men, Kecamatan Kelimutu Christianus Avianto Wangge di sela-sela pelatihan daur ulang sampah yang bertempat di Kompleks Pasar Moni, Desa Koanara, Kecamatan Kelimutu, Rabu (14/6/2017)
Wangge mengungkapkan, kegiatan daur ulang sampah adalah sebuah usaha yang sangat positif untuk mengurangi sampah. Sisi lain adalah untuk memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Tujuan tersebut, jelas dia, atas dukungan Swisscontact yang mendatangkan Trainer dari kelompok Perempuan Peduli Lingkungan Labuan Bajo, Manggarai Barat.
“Kami disadarkan bahwa sampah ini ada nilai ekonomis sehingga sampah-sampah yang bisa didaur ulang tidak lagi dibuang sembarangan tetapi diolah kembali dijadikan barang-barang yang berguna seperti, dulang, dompet, tas, keranjang, lampion dan lain sebagiannya,”jelas Wangge.
Pelatihan daur ulang sampah berlangsung dari tanggal 14-16 Juni kepada tiga desa yakni Desa Koanara, Desa Waturaka dan Desa Woloara.
Satu hari dilaksanakan satu desa, dengan peserta masing masing desa sebanyak 25-30 orang. Total yang mengikuti pelatihan terkait daur ulang sampah sekitar 70an orang.
Wangge menambahkan untuk menanggulangi persoalan sampah di Kelimutu, pihaknya sudah memiliki kelompok sampah Men tingkat Kecamatan yang keanggotaanya dari tiga desa tersebut.
Kelompok sampah tersebut sudah ada kepengurusan serta sudah dikantongi SK dari Kecamatan. Didukung lagi dengan Peraturan Desa (Perdes) terkait penanganan sampah.
“Tahun ini masing-masing desa berkontribusi dua juta untuk operasinal terkait pengelolaan sampah. Harapan kita ke depan supaya pihak pemerintah desa bisa memfasilitasi untuk kelangsungan kelompok Ini,”katanya.
“Kami harap dari hasil pelatihan ini lebih lanjut bisa menyiapkan tempat khusus atau galeri untuk memajangan berbagai kerajianan hasil daur ulang sampah dari tiga desa ini,”pungkas Wangge.
Koordinator Konunitas Peduli Lingkungan Labuan Bajo, Kennedy Diaz merespon baik atas kegiatan pelatihan tersebut.
Ia berharap dengan pelatihan tersebut masyarakat dapat memahami bahwa semua sampah tidak berakhir di tong sampah. Beberapa jenis sampah dapat dikreasi untuk menambah ekonomi masyarakat.
“Kegiatan ini penting dikarenakan akan lebih banyak wisatawan berkunjung ke TNK dan persampahan tentu meningkatkan. Karena Itu, penting sosilisasi ditingkat dini. Harapannya kegiatan ini akan berlanjut, jangan sampai berhenti dan terus disosialisasikan oleh pemerintah desa dan kecamatan,”imbuhnya.
Sementara itu, Camat Kelimutu Ignatius Gharu menuturkan, kegiatan pelatihan tersebut sebagai salah satu strategi penangan sampah. Selama ini, kata Ignasius, orang membuang dengan tidak mempertimbangkan nilai sampah.
Beliau menegaskan Pemerintah Kecamatan akan selalu memberikan dukungan terhadap kelompok sampah Men berupa pembinaan dan pendampingan.
“Pembinaan dan pendamping menjadi bagian program yang harus kita angkat dalam musyawarah. Karena ini adalah bagian dari nawacita 5 dan 6 yakni peningkatan perkonomian berkelanjutan. Ini sesuai dengan konsep pembangunan keberlanjutan, menjawabi sustainable development goals,”tutur Ignasius.
Pantauan media ini, ibu-ibu dan kaum muda sangat antusias dengan pelatihan Ini. Mereka berharap agar pelatihan ini dapat membuka mind-set masyarakat tentang sampah.***(NW/Ian Bala/VoN)