Labuan Bajo, Vox NTT– Masyarakat Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) diminta untuk bijak dalam menanggapi isu-isu di Media Sosial (Medsos).
Apalagi perkembangan teknologi semakin pesat tidak hanya berdampak pada kemajuan, namun dikwatirkan justru memberi dampak negatif.
Permintaan itu disampaikan oleh Sekertaris Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mabar, Roby Ngolong saat seminar sehari, Sabtu (22/7/2017), di Hotel Pelangi Labuan Bajo.
Seminar sehari bertajuk “Merajut Kebhinekaan Indonesia” itu merupakan kerjasamaa Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintah Umum Kementerian Dalam Negeri dan Nasionalis Cyber Indonesia (NCI).
Hadir sebagai Narasumber Sekertaris Kesbangpol Mabar, Robi Nggolong, Toko Pemuda, Wilibrodus Kuntam dan Elvis Jehama sebagai Moderator.
Pada kesempatan itu, Nggolong menyampaikan saat ini sebagian besar masyarakat Mabar lebih khususnya masyarakat Labuan Bajo lebih mudah mengakses informasi melalui media-media sosial.
Dia berharap agar masyarakat Mabar khusunya Labuan Bajo selaku pengguna medsos, bisa lebih cermat dan teliti dalam menerima informasi.
Sehingga semuanya dapat pengguna medsos yang bijak dan tidak cepat terpancing dengan informasi-informasi yang beredar.
Dia juga menyampaikan masyarakat Manggarai pada umumnya memiliki kebudayaan yang tinggi, segala persoalan diselesaikan dengan cara duduk bersama serta dengan budaya orang Manggarai.
Sehingga, harapannya budaya manggarai itu selalui dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari tanpa dipengaruhi budaya luar yang masuk di Manggarai.
Selain itu, untuk menangkal paham radikalisme masuk di wilayah Mabar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar telah melakukan berbagai hal, seperti koordinasi dengan seluruh elemen di Labuan Bajo, baik lembaga hukum maupun organisasi masyarakat.
Tokoh Muda Manggarai, Wilibrodus Kuntam dalam seminar itu meminta Pemkab Mabar untuk terus melakukan kegiatan bertemakan kebhinekaan serta memperketat penjagaan terhadap tamu-tamu yang masuk dari luar di Labuan Bajo, sebagai pintu masuk pulau Flores.
Labuan Bajo kata dia adalah pintu masuk Pulau Flores. Sangat dimungkin seluruh paham radikalisme leluasa masuk di wilayah Flores.
Sehingga peran masyarakat dan Pemkab untuk sama-sama menolak masuknya paham-paham itu.
Pada kesempatan itu, Wili juga meminta Pemkab Mabar agar serius memperhatikan sektor pendidikan di Mabar.
Pendidikan kata dia dapat menciptakan peserta didik untuk menjadi manusia yang beradap. Jika sektor pendidikan semakin kuat, maka masyarakat mampu secara bijak untuk bermedsos. (Gerasimos Satria)