Kupang, Vox NTT-Diduga meninggal tidak wajar, keluarga Jeims Ridwan Kase (20), korban kecelakaan maut pada 26 April lalu di depan Gereja Getsemani, Jln. Timor Raya, Tarus bersama pihak Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Kupang melakukan otopsi, Jumat (18/8/2017) di Oebelo Kota Kupang.
Permintaan otopsi ini karena keluarga menduga Jeims menjadi korban pembunuhan usai tabrakan yang menimpa dirinya dengan Dody Oktovianus Moy asal Noelbaki.
Pasalnya ada beberapa kejanggalan yang ditemukan keluarga pada tubuh korban. Ayah Korban Sem Kase kepada awak media usai menjalankan otopsi Jasat korban mengatakan anaknya tidak mengalami cedera seperti memar, bengkak, patah layaknya orang yang sudah mengalami kecelakaan. Sementara lawan tabrakannya, Dodi mengalami patah pada kakinya.
Pada hal kata dia, motor yang dikendarai Jeims dan Dodi mengalami kerusakan yang sangat parah.
Sem melanjutkan, jika dirinya meyakini, anaknya meninggal tak wajar karena di dadanya ada luka tusukan yang diperkirakan sedalam 13 cm. Dan keluarga menduga itu bekas tusukan pisau.
“karena kematian anak saya Jeims, menurut saya sebagai orang tua tidak wajar. Sehingga kami, kedua orang tua dan keluarga merasa penting utnuk melakukan otopsi. Sehingga dari hasil otopsi kami bisa mengetahui secara persis penyebab kematiannya apa. Karena hasil penglihatan saya dan keluarga luka tusukan di dada bagian kanan anak saya yang menyebabkan dia meninggal” Katanya.
Menurutnya, kalau anaknya meninggal karena kecelakaan, selain memar, bengkak dan patah karena benturan yang keras dan terseret di Aspal tentu bajunya mengalami sobekan, tetapi dia mengaku sembari memperlihatkan foto anaknya tak ada sobekan bekas jatuh pada baju anaknya itu.
“waktu saya kasih mandi di ruang mayat, saya dengan kunyadu lihat mulai dari kepala sampai ke bawah tidak ada yang sobek, tidak ada yang patah, tidak ada yang hancur. Tapi ini tabrakan murni, yang namanya tabrakan kedua kendaraan hancur paling kurang di situ ada apatah atau sobekan besar, tapi ini tidak ada, hanya ada satu lubang di dada kanan anak saya sehingga mati” Jelas Sem.
Kata staf kemeterian sosial yang berkantor di Naibonat ini kecelakaan yang menyebabkan anaknya harus pergi untuk selama-lamanya itu bermula ketika mengikuti acara di rumah temannya, di Noelbakli.
Saat sedang acara dia (ayah korban) menelepon anakanya pada pukul 21.00 wita agar segera pulang karena mamanya resah. Pasalnya tak biasanya Jeims pulang larut malam.
Usai menerima telepon sang ayah, pukul 21.30 Jeims Bersama seorang teman perempuannya dari Labat, Kota Kupang pulang meninggalkan tempat acara. Namun setelah menghantarkan temannya di Labat, Jeims kembali ke tempat acara lantaran hand phone (HP) dan helmnya masih tertinggal di tempat acara.
Saat pergi mengambil HP dan helm inilah maut menjemputnya melalui tabrakan yang parah, yang menyebabkan Jeims meninggal di tempat. Motor Honda Beat miliknya dan motor Yamaha Vixion milik Dodi pun hancur.
Menurut cerita Sem, diceritakan oleh teman perempuan yang dihantar Jeims waktu itu melarang Jeims untuk kembali ke tempat acara, tetapi karena alasan ambil HP dan helm Jeims akhirnya kembali ke tempat itu.
Kejanggalan lain, diceritakan ayah korban bahwa menurut keterangan saksi yang tak disebutkan namanya kepada pihak keluarga korban, selang berapa saat usai kecelakaan ada tiga buah speda motor yang datang dari arah berlawanan dan berhenti di tempat kejadian. Tidak lama setalah berhenti ketiga motor itu langsung balik lagi ke arah kedatangan mereka.
Namun tak dijelaskan oleh saksi, terkait apa yang dilakukan oleh orang-orang di motor itu. Saat ini pihak keluarga masih menantikan hasil otopsi untuk diproses lebih lanjut. (Boni Jehadin/VoN)