Kefamenanu,Vox NTT- Sekitar 100 kepala keluarga yang mendiami lokasi Manuin Hau, Dusun 2, Desa Susulaku, Kecamatan Insana, Kabupaten TTU hingga saat ini masih mengalami kesulitan akan air bersih.
Untuk kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa harus berjalan sejauh 500 meter untuk mengambil di mata air Oe’Tak.
Menuju mata air Oe’Tak medan cukup terjal. Itu sebanya, setiap warga hanya mampu membawa 2 jeriken berisi 5 liter air sekali jalan.
Mirisnya di tengah kesulitan warga akan air bersih, proyek air bersih senilai Rp 317 juta hingga saat ini tak kunjung diselesaikan.
Proyek itu sudah selesai dilelang sejak bulan Desember 2016 lalu bersumber dari dana desa.
“Yang dapat ini proyek suplier pak Yopi Naibina, tempat simpan material dan lokasi pembangunan bak penampung di mata air cukup jauh makanya pekerjaan terhambat selama ini,” kata Ketua RT 3 Dusun 2, Emanuel saat diwawancarai VoxNtt.com di lokasi mata air Oe’Tak, Senin(28/8/2017).
Selain akibat jauhnya lokasi penyimpanan material, lanjut Emanuel, banyaknya kesibukan lain dari warga yang mengerjakan proyek tersebut juga salah satu penyebabnya.
Emanuel berharap agar proyek itu bisa secepatnya selesai sehingga warganya tidak lagi mengalami kesulitan air bersih seperti sekarang.
“Kami sudah mendiami lokasi Manuin Hau sejak tahun 2010,setiap hari untuk masak kami harus datang timba di lokasi mata air ini,kami harap proyek ini bisa segera selesai,” harap Emanuel.
Pantauan VoxNtt.com, di lokasi pembangunan proyek air bersih, tampak bak penampung yang berada tepat di belakang rumah Ketua RT 3 belum selesai dikerjakan.
Selain itu, satu buah rumah genset pun tampak belum selesai dikerjakan.
Satu buah bak reservoer di lokasi mata air Oe’Tak pun belum selesai dikerjakan.
Kepala Desa Susulaku,Yohanes Antonius Haki saat dikonfirmasi media ini melalui telepon membenarkan bahwa proyek air bersih di lokasi Manuin Hau dusun 3 belum selesai dikerjakan.
Ia berlasan lambannya komunikasi antar suplier dan pekerja serta tidak adanya akses jalan menuju sumber mata air sebagai penyebab belum selesainya proyek tersebut.
“Proyek ini sudah selesai lelang dari bulan desember 2016,tukang yang kerja ini juga orang dari kampung sini jadi kerja sedikit selalu ada halangan sehingga tidak pergi kerja,” ungkap Haki.
Ia menambahkan sejauh ini pihaknya sudah berupaya keras agar proyek ini bisa segera diselesaikan.
Selama ini pula Kades Haki terus mendesak pekerja dan suplier agar proyek tersebut bisa segera selesai dikerjakan.
Sementara itu,Yosep Tak Naibina selaku suplier pengadaan bahan material pada proyek tersebut saat dikonfirmasi media ini juga mengaku bahwa hingga saat ini proyek tersebut belum selesai dikerjakan.
Namun ia membantah jika hal tersebut lantaran dirinya yang lamban menurunkan material.
“Semua bahan dan material sudah saya turunkan sejak bulan akhir Januari lalu,”jelasnya.
“Sejauh yang saya dengar ,terlambat kerja itu karena pekerja yang juga masyarakat dari desa susulaku sendiri bayak kesibukan adat dan pernikahan dan juga ada kesalah pahaman diantara mereka(pekerja) makanya pekerjaan terhambat,” tambahnya.
Yosep mengatakan para pekerja proyek tersebut merupakan warga Desa Susulaku yang saat ini menjabat sebagai tim pelaksana kegiatan (TPK) maupun Badan perwakilan desa (BPD). (Eman Tabean/AA/VoN)