Ruteng, Vox NTT- Panggung politik pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT 2018-2023 mulai semarak dengan munculnya beberapa tokoh yang telah menyatakan kesiapan dirinya untuk maju. Salah satunya, Robert Soter Marut.
Sebagaimana dilansir florespost.co beberapa hari lalu, purnawirawan TNI AU yang terakhir menjabat Perwira Tinggi Markas Besar TNI AU ini mulai menawarkan konsepnya untuk membangun NTT.
Ia membawa misi tiga pilar, yakni ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Ketiga pilar tersebut akan dibangun di dalam sebuah kerangka kerja yang disingkat dengan UTUH (urgen, tangguh, unggul, harmonis).
UTUH yang kini menjadi “jualan” Robert Soter Marut sama persis dengan tagline pasangan Cagub-Cawagub jalur independen Christian Rotok – Abraham Paul Liyanto (CristAL) saat bertarung dalam Pilgub NTT 2013 lalu.
Pada alat peraga kampanye paket nomor urut 3 itu tertulis, “CristAL dari rakyat untuk rakyat NTT mewujudkan NTT yang UTUH (Urgen, Tangguh, Unggul, Harmonis).”
Ada apa sesungguhnya di balik kesamaan tagline itu? Christian Rotok yang dihubungi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (16/09/2017) malam awalnya menjawab, “No comment ta ase” (tidak ada komentar, adik).
Namun satu menit kemudian, mantan Bupati Manggarai dua periode itu mengirimkan foto poster paket CristAL yang terpampang pada sebuah mikrolet berwarna merah.
Ketika kembali disodorkan pertanyaan tentang kesamaan tersebut, Chris menjawab, “Mungkin kebetulan saja.”
Namun ia tak menjelaskan sikapnya terkait kesamaan singkatan dan kepanjangan tagline tersebut.
Tanpa ditanya, politisi PAN yang baru saja pindah dari Partai Gerindra itu menjelaskan sejumlah argumentasi yang membuatnya mengangkat tagline dengan akronim UTUH.
“CRISTAL dulu mengangkat akronim UTUH bukan sebagai program, melainkan sebagai spirit/semangat dari program,” tulis Christ.
Provinsi NTT yang terdiri dari tiga pulau besar dan 1.192 pulau kecil menjadi alasan tagline UTUH agar NTT jangan dilihat secara parsial.
Urgen, jelas Chris, berangkat dari kesadaran akan keterbatasan sumber daya, terutama sumber daya keuangan yang dimiliki NTT. Sehingga, pemimpinnya harus mampu menentukan skala prioritas sesuai kebutuhan riil masyarakat.
Selanjutnya “tangguh” dimaksudkan agar seorang pemimpin harus kuat dan pantang menyerah, mengingat topografi NTT yang menantang.
Sedangkan “harmonis” berkaitan dengan kebhinekaan suku, ras, agama, dan adat istiadat yang ada di seluruh NTT. Siapa pun pemimpin NTT, harus mampu menjaga dan merawat kebhinekaan tersebut.
“Saya mohon maaf, hanya ini yang saya bisa komentari atas pertanyaan,” tutup Chris.
Berbeda dengan Christian Rotok yang mudah dihubungi, Robert Soter Marut memilih diam. Ia tak menjawab ketika ditelepon dan tak membalas ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp. (Adrianus Aba/VoN)