Borong, Vox NTT- Di era kepemimpinan Yoseph Tote dan Agas Andreas di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), tidak sedikit pejabat yang tersandung kasus korupsi.
Dalam catatan VoxNtt.com, selama kurang lebih 10 tahun rezim Tote-Agas sedikitnya sudah 7 pejabat yang menjadi tersangka oleh pihak Kejari Manggarai dalam pusaran kasus korupsi.
Menanggapi preseden tersebut, tokoh masyarakat Matim Niko Martin mengaku miris dengan rezim Tote-Agas.
Menurut dia, banyaknya pejabat yang terjerat kasus korupsi mengharuskan Bupati Tote segera membina etika dan moral bawahannya secara baik.
“Bupati Tote perlu melakukan pembinaan berjenjang terhadap pegawai di Matim. Itu sangat penting. Untuk perbaikan kinerja pegawai, terlebih khusus mental korupsi,” tegas Niko di Kediamannya di Borong, Kamis (18/10/2017).
Tak hanya Niko yang menyorot hal ini. Tokoh masyarakat lain di Matim, Edy Dahal mengatakan banyaknya pejabat yang korupsi itu menunjukkan mentalitas perlu diperbaiki.
“Revolus birokrasi itu penting untuk memperbaiki mental pejabat yang korup. Pejabat publik itu mesti profesional dan berintegritas dalam menjalankan tugas,” tegas Edy.
Dikatakannya, banyak pejabat yang korupsi itu bukti kegagalan Pemkab Matim mewujudkan pemerintahan yang bersih.
Bupati Matim perlu mengevaluasi kinerja pejabat-pejahat dan memberikan pembinaan pegawai secara berjenjang.
“Ini bukan suatu keberhasilan tetapi kegagalan. Perlu evaluasi dan pembinaan pegawai. Daripada masyarakat terus dikorban akibat ulah orang-orang yang mau kaya sekejap itu. Korupsi di Matim perlu diperhatikan serius,” tegasnya.
Kata Edy, pembangunan di Matim terkesan jalan di tempat karena uang negara banyak dimasukan ke dalam kantung pribadi oknum-oknum yang tidak bertanggunng jawab itu.
“Pembangunan itu untuk kesejahteraan masyarakat. Bukan kesejahteraan oknum-oknum tertentu. Saat ini Matim darurat korupsi dan butuh pemimpin yang berani dan tegas berantas korupsi. Hasil akhirnya yaitu menciptakan masyarakat Matim yang sejahtera,” tegas dia.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba