Kupang, Vox NTT- Bergulirnya isu tentang koalisi Nasdem-Golkar untuk mengusung Paket Jacky Uli dan Melki Laka Lena dalam hajatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) NTT Periode 2018-2013 belum final, telah usai.
Pasalnya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem juga telah mengeluarkan rekomendasi secara formal kepada Jacky Uli sebagai calon Gubernur (Cagub) dan Melki Laka Lena (Cawagub), dan Tanggal 9 November nanti Paket ini segera dideklarasi di Kupang..
Hal ini disampaikan Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem, Jhoni G. Plate saat konfrensi pers di Aula Lantai 1 Kantor DPW Partai NasDem NTT, Selasa (31/10/2017) sore kemarin.
Plate menegaskan, tidak ada termonologi final, semi final dalam undang-undang Pilkada. Proses selanjutnya kata dia adalah melengkapi administrasi.
Administrasi itu, tegas Plate bisa langsung kepada surat keputusan untuk kebutuhan pendaftaran di KPU.
Dia (Plate) menambahkan, pembicaraan terkait Pilgub NTT adalah pembicaraan kerja sama politik strategis nasional Nasdem dan Golkar, termasuk di dalamnya terkait pilgub NTT.
“Proses dan prosedur aturan internal masing-masing partai, tentu akan ditempuh secara normatif, aturannya maupun politik di masing-masing partai,” ungkapnya.
Terkait kerja sama Partai politik dalam Pilgub NTT, jelas Plate tidak terbatas pada Nasdem dan Golkar saja, tetapi juga membuka peluang untuk berkomunikasi politik yang lebih luas dengan partai-partai lain.
”Kami melihat bahwa keperluan koalisi ini tidak saja hanya untuk pemenuhan syarat minimum dalam undang-undang pilkada dan peraturan KPU, akan tetapi mempertimbangkan kekuatan sosial politik setelah Pilkada,” ujarnya.
Dalam Pilgub NTT kali ini, menurut Plate, ada empat kemungkinan paket calon gubernur. Hal ini, bagi dia, memberikan gambaran, politik di NTT sangat dinamis.
“Nah, kalau empat paket, pasangan cagub dan cawagub, itu memberikan gambaran, di NTT dinamisnya Pilgub itu luar biasa. Karena ada banyak paketnya,” Tuturnya.
Dia berharap, kontestasi Pilgub NTT adalah kontestasi demokrasi yang berkualitas, yang tetap bersilahturami antarpartai politik dan antarwarga masyarakat serta betul-betul kedepankan kontestasi gagasan-gagasan berilian untuk membangun NTT.
“Mulai hari ini kami harapkan bahwa sosialisasi yang akan dilakukan secara masif adalah sosialisasi terkait dengan gagasan-gagasan untuk membangun NTT, dengan tetap memperhatikan dinamika dan dinamisnya politik di NTT ke arah sinergik politik yang positif. Itu yang kita harapkan. Kami tentu akan menghindari diri dari kontestasi yang cenderung akan mengakibatkan frakmentasi masyarakat dan pemecah belahan kelompok-kelompok masyarakat. Kami hindarkan itu,” katanya tegas.
Sumba Tengah Belum Final
Selain Pilgub, Plate juga menyinggung Pemilhan Bupati dan Wakil Bupati di 10 Kabupaten di NTT yang pelaksanaannya serentak dengan Pilgub.
Dan dari 10 Kabupaten yang ikut dalam Pilkada serentak, tinggal satu yang belum final, yakni Sumba Tengah.
Dari 10 itu, kerjasama politiknya beragam tetapi mayoritas kerjasama politik dengan Partai Golkar.
“Di NTT tidak hanya sebatas di dua Partai itu tapi kerja sama politik dengan berbagai kekuatan politik di NTT. Kalau istilahnya modal dasar laku, kita akan membesarkan koalisi bersama-sama dengan Partai-Partai lain,” terang Plate.
Di Alor misalnya, Nasdem berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN), di TTS Nasdem-PAN, eksponden Golkar. Nagekeo, Nasdem masih diharapkan dengan PDIP, Sumba Barat Daya Incumbent, Nasdem-Golkar. Manggarai Timur, Nasdem buka peluang dengan Demokrat.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni Jehadin