Atambua, Vox NTT-Sepekan terakhir, diskusi warga net di beberapa group facebook seperti group Belu Memilih 2015 dan group Belu Bangkit memanas terkait pemberitaan tentang tunjangan transportasi DPRD Belu.
Beragam tanggapanpun bermunculan, baik yang menolak maupun yang mendukung.
Tanggapan warga net muncul terkait sikap beberapa anggota DPRD Belu yang berencana akan menolak tunjangan transportasi karena dinilai tidak realistis.
Ada pula yang menolak dengan dalil tidak sesuai dengan kondisi di Belu serta terkesan mengabaikan tugas-tugas dan hak protokoler anggota DPRD.
Akun Wijurai Kenjiro Junior Prada dalam cuitannya di media sosial Facebook, menyampaikan merasa prihatin dengan jumlah tunjangan transportasi anggota DPRD Belu.
Menurutnya, jumlah yang ditetapkan tidak reaslistis dan tidak mengakomodir hak anggota DPR. Pasalnya, jika tunjangan transportasi nilainya 7.1 juta maka per hari hanya dihargai dengan 236.600 rupiah dan jumlah tersebut tidak cukup untuk membiayai rental mobil.
“Tunjangan 7.1 itu kalau dibagi sama dengan 236.600. Ini kasian. Masa kita kasih tunjangan sama seperti uang rokok. Kalau tidak salah, Dewan kedudukannya sama/setingkat Bupati” demikian curahan hati akun Junior Prada.
Lain lagi, akun Kevin Fabian dalam cuitannya meminta ADPRD agar tidak menjadikan lembaga DPR untuk memperkaya diri. Tapi, harus menyadari status sebagai wakil rakyat.
“Mohon anggota Dewan jangan memanfaatkan lembaga negara sebagai tempat untuk hidup mewah tapi jadikan DPR untuk menyalurkan aspirasi rakyat. Tak usah banyak tuntut. Lihat PAD Belu berapa sih,” protes Kevin.
Akun Hengki Tolan Raja dalam cuitannya mengatakan, jika DPR tidak menerima tunjangan transportasi maka uang diberikan kepada masyarakat saja.
“Kalau tolak, biar kasih kami masyarakat saja. Kami juga butuh uang ojek untuk pergi ke kebun” Sindir Hengki.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Irvan K